Polda Jabar Bakal Periksa Penyelenggara Kegiatan Rizieq Shihab di Megamendung

JABARNEWS | BANDUNG – Polda Jawa Barat tengah menyelidiki dugaan pelanggaran hukum dalam kegiatan Rizieq Shihab di Megamendung, Kabupaten Bogor, beberapa waktu lalu. Bisa jadi, penyelenggara hingga kepala daerah turut diperiksa.

“Jadi kami sedang melakukan penyelidikan dan pendalaman terkait dengan kegiatan yang dilaksanakan beberapa hari yang lalu (di Megamendung),” kata Kabid Humas Polda Jabar Kombes Erdi A Chaniago di Mapolda Jabar, Kota Bandung, Selasa (18/11/2020).

Pada Jumat (13/11/2020) lalu, ribuan orang menyambut Rizieq Syihab di kawasan Simpang Gadog, Megamendung. Kedatangan Rizieq Shihab saat itu untuk menghadiri peletakan batu pertama pembangunan Masjid Raya Syariah.

Baca Juga:  PMI Cianjur Krisis Stok Darah, Herman Suherman Minta Para ASN Segera Lakukan Donor

Menurut Erdi, polisi sedang mendalami bahwa di dalam kegiatan yang menimbulkan keramaian itu terdapat pelanggaran atau tidak. “Oleh karena itu, kami sedang mendalami terkait masalah izin, kemudian masalah lainnya,” ujarnya.

Dia mengatakan, polisi akan melakukan konstruksi terkait kegiatan Rizieq Shihab itu, termasuk memanggil sejumlah orang untuk dimintai keterangan. Meski belum disebutkan secara rinci, kemungkinan besar pihak penyelenggara acara akan diperiksa.

Baca Juga:  Rumah Makan Seafood di Medan Hangus Terbakar

“(Nama-nama orang yang diperiksa) ini belum ada, masih dilakukan pendalaman dulu, nanti kami laporkan siapa-siapanya. Salah satunya penyelenggara,” kata Erdi.

Ditanya apakah Bupati Bogor Ade Yasin selaku pemilik otoritas dalam perizinan akan diperiksa juga atau tidak, Erdi meminta waktu untuk melakukan pendalaman. “(Bupati Bogor) belum tahu, nanti kami dalami,” ucapnya.

Sebelumnya, Gubernur Jabar Ridwan Kamil menjelaskan bahwa terkait izin keramaian adalah kewenangan dari kepala daerah di tingkat kabupaten/kota. Apa yang terjadi di Megamendung, Pemerintah Kabupaten Bogor semula tidak memberikan izin.

Baca Juga:  Galang Dana, Foto Risa Saraswati Bersama 'Anak-anak' Terjual Rp 1,3 Juta

Pendekatan secara edukasi dan persuasif juga sudah dilakukan agar acara tidak memicu kerumunan. “Bahkan, aparat melalui Kodim sudah melobi malam harinya untuk mengimbau agar acara dibatasi sesuai protokol kesehatan,” kata dia.

“Namun keesokan harinya, karena suasana terjadi euforia. Seperti halnya demonstrasi yang kadang-kadang jumlah besar itu terjadi dua pilihan. Apakah menegakkan secara represif atau melakukan pendekatan humanis mengawal memantau. Jangan sampai ada hal-hal yang merugikan secara publik,” ia melanjutkan. (Yoy)