Kemenkes: Antraks Jadi KLB di Jateng, Jabar Waspada

JABARNEWS | BANDUNG – Kementerian Kesehatan RI sudah memperingatkan Jawa Tengah dan Jawa Timur soal potensi penyebaran bakteri antraks. Bahkan, Ditjen Pencegahan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI menyebut antraks sudah masuk Kejadian Luar Biasa di Jawa Tengah.

Belakangan ini Anthraks telah menyita perhatian masyarakat. Penyakit Anthraks adalah penyakit menular yang sifatnya akut atau perakut sehingga masyrakat harus berhati-hati dan waspada. Penyakit Anthraks biasanya terjadi pada hewan, namun yang mengerikan adalah manusia juga bisa tertular oleh Anthraks.

Baca Juga:  Tenggelamkan Arteria Dahlan hingga Sunda Tanpa PDIP Berkumandang

Meski belum menemukan kasus baru antraks pada hewan ternak maupun manusia di Jawa Barat, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Berli Hamdani meminta masyarakat Jawa Barat mewaspadai penyakit antraks pada hewan ternak.

“Sejauh ini belum ada hewan yang terdeteksi mengidap antraks, mudah-mudahan tidak ada. Terhadap manusianya juga tidak ada, tapi kami harus tetap waspada,” kata Berli Hamdani saat ditemui di Gedung Sate, Kota Bandung, Minggu (19/1/2020).

Baca Juga:  Bey Machmudin Dorong Kabupaten dan Kota di Bandung Raya Perkuat Tata Kelola Sampah

Untuk mencegah penyebaran penyakit antraks, Dinkes Jabar tengah melakukan sejumlah upaya. Salah satunya adalah berkoordinasi dengan Dinas Perternakan, serta Dinas Perindustrian dan Perdagangan, baik tingkat provinsi maupun kota dan kabupaten untuk memeriksa kesehatan hewan ternak sebelum masuk pasar.

“Antisipasi kami berkoordinasi dengan Dinas peternakan dan Disperindag, kami ingin pastikan hewan ternak, khususnya sapi, tak terpapar bakteri antraks,” ucap Berli.

Baca Juga:  PAN Karawang Inginkan Duet Dedi Mulyadi-Desi Ratnasari Pada Pilgub Jabar 2018

Kemudian, kata Berli, pihaknya akan melakukan operasi pasar. Nantinya, Dinkes Jabar bakal melakukan sampel pada daging, terutama sapi, di pasar.

Jika ada sampel yang mengandung bakteri antraks, pihaknya akan menarik daging tersebut dari pasar.

“Kami kunjungi pasar-pasar terutama yang menjual daging sapi, kemudian kami lakukan uji tes daging yang dijual ke masyarakat,” katanya. (Red)