“Menu ada telur, Oreg, sambel. Ya makanan warteg aja. Makanan juga kita ambil dari warung sekitar. Memberdayakan warteg-warteg yang sekitar aja, tidak masak sendiri. Beli ke Warteg untuk kita jual lagi,” kata dia.
Dalam satu hari, jelas dia, tersedia sekitar 100 porsi. Dengan jumlah porsi sebanyak itu, ditargetkan bisa habis dalam durasi 3 jam. Hal itu karena mereka buka dari mulai pukul 11.00 sampai 14.00 WIB.
“Buka jam 11 siang sampai jam 2 siang. Kenapa bukanya jam segitu? Karena nggak mau ngambil market jam sarapan, sama jam sore,” katanya.
“Karena itu target market warung-warung yang biasa buka. Kita gak mau ganggu marketnya,” ujar istri Tri, Nova.
“Kita juga tiap hari nyiapin 20 porsi buat dibagikan, keliling. Buat tukang parkir, pak ogah,” kata dia.