Pemkab Ciamis Sayangkan Ada Ritual Buang Celana Dalam Di Situs Sejarah

JABARNEWS | CIAMIS – Kendati sudah jaman digital, ternyata sampai saat ini kepercayaan terhadap hal-hal aneh atau tabu di masyarakat masih saja terjadi. Seperti ritual di kolam Cikawali situs Astana Gede Kawali, Kecamatan Kawali, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat.

Para peziarah khususnya kaum hawa yang datang kesana bakal mandi di kolam tersebut kemudian melempar celana dalam yang dipakainya. Ritual itu dianggap sebagai cara membuang sial dan agar terlihat lebih cantik sehingga segera mendapat jodoh.

Warga sekitar Kecamatan Cipaku, Emping Sopiah (59), mengatakan, ritual itu pernah mendengarnya. Namun orang yang meyakini mitos tersebut kebanyakan atas perintah orang pintar atau dukun.

Baca Juga:  Yana Mulyana Sebut Kota Bandung Punya 1.000 Tenaga Vaksin Bersertifikat

“Mereka melakukan itu biasanya termotiviasi ingin wajahnya terlihat cantik atau ingin segera mendapat jodoh yang diinginkannya,” ujarnya dikutip harapanrakyat.com.

Menanggapi ritual yang menyesatkan itu, Kasi Pembinaan Kesenian Dinas Kebudayaan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Ciamis, Eman Hermansyah, menyesalkannya.

“Menurut sejarah kolam Cikawali itu tempat pemandian Diah Pitaloka Citra Resmi, puteri dari Raja Kerajaan Galuh. Tetapi, tidak ada alasan tempat itu digunakan untuk aktivitas aneh, seperti ritual lempar celana dalam dan aktivitas lainnya yang berbau musrik,” tegasnya, beberapa waktu lalu.

Baca Juga:  Kecepatan Informasi Bencana Lebih Diutamakan Dibanding Akurasi

Eman mengatakan, keberadaan situs harus dijadikan ajang edukasi untuk mengenalkan sejarah masa lalu kepada generasi penerus. Selain itu, areal situs pun harus dijaga dan dirawat keasliannya dengan melakukan aktivitas yang positif serta tidak mengundang polemik di masyarakat.

“Sebagaimana UU RI no 11 tahun 2010 tentang Pelestarian Pengembangan dan Pemanfaatan Situs Cagar Budaya menekankan pelestarian untuk menjaga arel situs dan dimanfaatkan dengan hal positif. Artinya, kami sangat menyesalkan adanya aktivitas tersebut,” ujarnya.

Dihubungi terpisah, Kepala Desa Kawali, Ismail Marjuki, mengaku tidak mengetahui adanya ritual lempar celana dalam di situs Astana Gede.

Baca Juga:  Gatal-gatal hingga Ispa Serang Warga yang Bersihkan Limbah Minyak

Walau belum berhasil mengkonfirmasi Juru Kunci Astana Gede Kawali. Namun, saat mendatangi Astana Gede, berhasil menemui Petugas Tiket Astana Gede, Lia Apriliani. Lia mengaku tidak tahu persis soal ritual lempar celana dalam dan banyaknya ditemukan celana dalam wanita di area kolam Cikawali.

“Kemungkinan ritual itu benar. Kalaupun ritual itu ada, kemungkinan besar pelakunya peziarah yang datang dari luar daerah dan masuk tanpa didampingi petugas atau juru kunci. Itupun dilakukan mereka pada malam hari. Jadi tidak terpantau oleh petugas,” katanya. (Vie)

Jabarnews | Berita Jawa Barat