Pandemi Corona Buat Eksportir Keramik Tak Berdaya

JABARNEWS | PURWAKARTA – Dampak merebaknya wabah virus corona sangat dirasakan kalangan pengusaha, sejak beberapa bulan terakhir ini. Terlebih bagi para pelaku usaha ekspor, mereka kehilangan pasar dan hanya bisa pasrah melihat kondisi yang ada.

Kondisi tersebut sangat dirasakan Eman Sulaeman, yang merupakan salah satu pelaku usaha keramik asal Desa Anjun, Kecamatan Plered, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.

Eman mengaku sejak ramai pemberitaan ada wabah virus corona akhir 2019 lalu, usahanya sudah mulai goyah, serta pameran atau event pada awal tahun terpaksa ditunda akibat wabah virus corona. Padahal, ujar Eman, pameran merupakan momen paling ditunggu untuk memasarkan keramik kepada calon pembeli, karena di sana banyak turis yang hadir.

“Di awal tahun saya sudah mempersiapkan diri akan mengikuti pameran pada Maret kemarin, tapi ditunda dan saya tidak kirim barang ke luar negeri karena tak ada calon pembeli,” ujar dia, Rabu (22/7/2020).

Baca Juga:  Ingin Tetap Bahagia Meski Tak Mudik Lebaran, Ini Tips dari Unpad

Dirinya mengaku produksi keramik interior atau barang fungsi dan hias seperti guci yang biasa di ekspor sempat berhenti sementara saat Pandemi Covid-19 ini. Eman pun kemudian terpaksa membidik pasar lokal untuk sementara agar usaha miliknya tetap produksi.

“Sebetulnya saya kurang paham betul di pasar lokal, tapi situasi pada waktu itu memaksa mencoba peruntungan di pasar lokal agar para perajin dapat kembali produksi,” kata Eman.

Dijelaskan Eman, sejak pertama kali merintis usaha keramik 1993, baru kali ini merasakan penurunan cukup drastis dalam pasar ekspor. Dalam satu tahun biasanya ekspor keramik tak kurang dari tiga kontainer.

Baca Juga:  Bawa Rokok Isi Ganja, Bongel Diciduk Polisi

Pada tahun ini, Eman tak yakin akan sama seperti tahun sebelumnya meski pemerintah telah memberlakukan new normal atau Adaptasi Kebiasaan Baru sebagai upaya untuk memulihkan produktivitas masyarakat. Namun setidaknya, Eman berharap, diberlakukan new normal pameran bisa kembali digelar sehingga ekspor keramik juga kembali normal.

“Kemarin ada yang pesan 80 pics, akan dikirim bulan depan (Agustus), sekarang menunggu pembeli datang cek barang. Satu pisc saya jual Rp14.000-Rp250.000, tergantung ukurannya,” kata Eman.

Terpisah, Kepala UPTD Sentra Keramik Plered, Kabupaten Purwakarta, Mumun Maemunah mengaku ekspor keramik fungsi dan hias secara global terjun bebas setelah ada wabah virus corona. Hingga pertengahan tahun ini baru satu kontainer yang di ekspor ke luar negeri.

Baca Juga:  Budiono Darsono: Dulu Cetak, Sekarang Digital, Besok Entah Apa Bentuk Media?

“Dari Maret sampai Juli hanya ada satu kontainer yang ekspor. Kemarin juga pas mau ekspor semuanya dibatalin,” ujarnya.

Menurut Mumun, perbedaan jumlah ekspor cukup mencolok jika dibandingkan sebelum ada wabah virus corona. Ekspor tak kurang dari 61 kontainer setiap tahunnya bahkan lebih. Sebelum ada wabah virus corona di pertengahan tahun itu sudah mencapai 30 kontainer, tahun ini cuman satu, jauh sekali perbedaannya juga.

Selain itu, dirinya berharap setelah diberlakukannya new normal jumlah ekspor dapat kembali meningkat.

“Dalam menghadapi new normal, pemasaran akan kami tingkatkan, baik lokal maupun ekspor, sehingga kerajinan tangan khas Purwakarta yang satu ini lebih dikenal dalam maupun luar negeri. Bahkan para perajin pasar lokal saat ini tengah kebanjiran order,” pungkasnya. (Gin)