Harga Cengkeh Terjun Bebas Dikeluhkan Petani Purwakarta

JABARNEWS | PURWAKARTA – Memasuki masa panen, harga cengkih tahun ini turun drastis menjadi 45 ribu rupiah sampai 57 ribu rupiah per kilogram dari tahun-tahun sebelumnya yang mencapai 95 ribu rupiah sampai 100 ribu rupiah per kilogram.

Murahnya harga jual cengkih di pasaran, dikeluhkan sejumlah Petani cengkih di Kabupaten Purwakarta. Diketahui Wilayah penghasil cengkih di Purwakarta terdapat di dataran tinggi, seperti Wanayasa dan Kiarapedes, Darangdan dan Bojong.

Para petani mengaku, harga jual cengkih yang tak sesuai dengan harapan mereka alias terjun bebas.

Salah satu petani cengkeh dari Desa Pusakamulya, Kecamatan Kiarapedes, Amar Iwan (40), mengaku hasil panennya cukup banyak tahun ini. Tapi, justru harganya menjadi lebih murah.

Baca Juga:  Warga Berhamburan Saat Polda Sumut Semprot Disinfektan di Jalanan

“Cengkih kering dihargai Rp 57 ribu per kilogram. Tahun lalu, harganya itu Rp 95 ribu sampai Rp 100 ribu per kilogram. Turun hampir 100 persen,” katanya.

Menurunnya harga cengkih, tambah Amar, lantaran pandemi corona. Tak hanya itu, Amar juga menyebut faktor penyebab lainnya karena pangsa pasar yang mulai sedikit.

“Tahun ini hasil panen kami dari 100 pohon bisa capai 15 ton dalam kondisi basah. Para petani cengkih di sini lebih memilih untuk menyimpannya ketimbang langsung menjualnya. Ya berharap tahun depannya harga bisa naik,” harapannya.

Baca Juga:  Gara-Gara Ini, Satpol PP Kabupaten Bogor Putar Balik 1.200 Truk

Ketika disinggung terkait cengkih kualitas bagus, Amar menyebut perlu adanya proses penjemuran di bawa sinar matahari antara empat hingga lima hari.

Menanggapi hal tersebut, Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Kabupaten Purwakarta, Agus Rachlan Suherlan mengakui jika harga cengkeh saat ini tengah turun drastis. Kondisi ini sempat terjadi beberapa tahun lalu.

“Memang saat ini sedang turun. Kami belum mengkaji secara jelas terkait penurunan harga cengkih, namun yang pasti karena dampak Covid-19 dan permintaan relatif kecil,” jelas Agus, pada Rabu (5/8/2020).

Atas kondisi itu, ia menyarankan petani cengkeh dapat memaksimalkan daun kering cengkeh sebagai bahan dasar minyak alkis, meski harga relatif murah Rp 2.000 perkilogram.

Baca Juga:  Menengok Dapur Umum Warga yang Isolasi di Purwakarta, Bahan Pokok Aman?

“Jadi bisa tertolong dari daun cengkeh kering, daun yang sudah jatuh kemudian diolah melalui proses penyublinan sebagai bahan dasar alkis,” ungkap Agus.

Dirinya menyebut pohon cengkeh di Purwakarta tumbuh subur di dataran tinggi, seperti di Kecamatan Kiarapedes, Darangdan, Bojong dan Wanayasa.

Dari empat wilayah itu tidak ada perkebunan khusus karena umumnya pohon cengkeh bergabung dengan pohon lain.

“Jadi kami tidak bisa menyebutkan berapa luasan pohon cengkeh, karena yah itu tadi tidak ada khusus seperti teh misalnya,” pungkasnya. (Gin)