Tugu Peluru di Cihanjawar Purwakarta Jadi Saksi Bisu Keganasan Belanda 1948

JABARNEWS | PURWAKARTA – Bangunan menyerupai bentuk Amunusi senjata atau peluru terdapat di Kampung Sukajaga Desa Cihanjawar, Kecamatan Bojong, Kabupaten Purwakarta.

Bagi masyarakat sekitar tugu tersebut sering di sebut tugu pelor (peluru). Pada tugu itu tertera tulisan nama-nama para pejuang korban keganasan Belanda Tahun 1948.

Ada tujuh naman yang tertulis di tugu tersebut, yakni Enos Sanosi, Jamhur, Jakaria, Oji, Adung, Oha dan Arja.

Kepala Desa Cihanjawar, Kecamatan Bojong, E.Nurhayat menjelaskan, ke tujuh nama yang tertera pada tugu peluru merupakan tokoh masyarakat pada waktu itu diculik kemudian ditembak tentara Belanda tepat tugu peluru tegak berdiri.

Baca Juga:  Rektor Universitas Negeri Jakarta Kena OTT

“Mereka itu tokoh masyarakat yang merupakan pejuang di wilayah sini,” ujar dia, Rabu (30/9/2020).

Dijelaskanya, tugu peluru itu dibangun sebagai rasa hormat terhadap tujuh para pahlawan yang telah berjuang untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Tugu peluru itu juga, sambung Babab siapa akrab kades Cihanjawar itu, dibangun sebagai saksi bisu jika dulu pernah terjadi peristiwa yang harus dikenang hingga saat ini.

Baca Juga:  Peringatan Hari Kemerdekaan, Museum Perjuangan Bogor Terlantarkan

“Tugu peluru itu intinya memiliki nilai sejarah, dan sebagi tanda penghormatan warga di sini (Desa Cihanjawar.red),” ucap Babab.

Ia mengungkapkan, tugu peluru pertama dibangun pada masa pejabat sementara Kepala Desa Cihanjawar bernama Ruslan sekitar 1980, sebelum terjadi pemekaran dengan Desa Pasanggrahan sekitar 1987. Kepala Desa pertama Cihanjawar sendiri adalah Jahri Priatna.

Baca Juga:  Puluhan Warga Sindanghayu Sukabumi Keracunan Makan Usai Hadiri Acara Hajatan

“Setelah pembangunan pertama hingga saat ini tugu peluru itu tetap dijaga dengan baik, dan setiap tahunnya selalu di cat ulang,” kata dia.

Tugu peluru itu sendiri telah mendapat renovasi dari mahasiswa asal Jakarta yang tengah praktik lapangan di Desa Cihanjawar pada 2018.

“Yah kami sangat mengapresiasi, mahasiswa itu telah menunjukan rasa hormat kepada para pejuang di wilayah kami,” ucap Babab. (Gin)