KPK Tangkap Menteri KKP, Dedi Mulyadi: Semoga Edhy Diberi Kesabaran

JABARNEWS | BANDUNG – Wakil Ketua Komisi IV DPR RI Dedi Mulyadi prihatin dengan penangkapan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo oleh Komisi Pemberantasan Korupsi, Rabu (25/11/2020) dini hari.

Dedi Mulyadi berharap Edhy diberi kesabaran dan mampu menyelesaikan masalah ini dengan baik.

“Kami berharap Pak Edhy bisa melewati masa sulit, diberi kekuatan dan ketabahan sehingga mampu menyelesaikan seluruh persoalan yang dihadapi dengan baik,” ujar Dedi Mulyadi melalui sambungan telepon, Rabu (25/11/2020).

Dedi Mulyadi mengatakan, pihaknya dari Komisi IV saat ini masih menunggu pengumuman resmi dari KPK terkait kasus yang menjerat Menteri Edhy Prabowo.

“Sangkaan apa yang disangkakan kepada Pak Edhy, kita menunggu pengumuman resmi KPK,” katanya.

Baca Juga:  Ridwan Kamil Klaim Vaksinasi Booster di Jabar Sudah Sesuai Target

Soal isu ekspor benih lobster yang menjerat Edhy sehingga ditangkap lembaga anti-korupsi itu, Dedi Mulyadi mengatakan bahwa sejak awal pihaknya sebagai wakil ketua Komisi IV sudah menyampaikan tidak setuju dengan ekspor benih lobster itu.

“Saya sebagai wakil ketua Komisi IV, secara pribadi, jauh-jauh hari sudah menolak ekspor benih lobster,” ujar mantan Bupati Purwakarta tersebut.

Dedi Mulyadi menyebutkan alasan penolakan ekspor benih lobster. Pertama benih lobster itu merupakan ekosistem laut yang harus dijaga keberadaan dan kesinambungannya.

Menurutnya, ada beberapa kabar bahwa benih lobster di laut Indonesia itu mencapai miliaran ekor. Namun bagi Dedi, berapa pun jumlahnya itu tidak penting. Sebaliknya, kata dia, menjaga kesinambungan ekosistem benih lobster itu penting.

Baca Juga:  Nasabah Dana Pensiun Bank BJB Berpeluang Dapat Hadiah Rp 54 Juta

Sebab, kalau benih lobster sudah dewasa, nelayan bisa menangkapnya dengan murah, namun bisa menjualnya dengan mahal.

“Baby (lobster) itu kan anak-anak, harus disayangi, jangan dieksploitasi,” katanya.

Alasan lain atas ketidaksetujuan ekspor benih lobster adalah bahwa negara tujuan ekspor, yakni Vietnam, adalah kompetitor utama Indonesia dalam hal kelautan. Negara tetangga itu memiliki teknologi yang memadai dalam budidaya benih lobster.

“Tetapi teknologi yang dimiliki itu tak berarti kalau tidak ada suplai bahan baku dalam bentuk benih. Sehingga kami merasa aneh kompetitor dalam laut kok disuplai bahan bakunya. Ini salah. Jangan-jangan lobster dewasanya malah dikirim ke kita,” katanya.

Baca Juga:  Rusak! Remaja Perempuan di Tasikmalaya Ikut Pesta Miras, Pengawasan Orang Tua Dipertanyakan

Ironisnya lagi, kata Dedi Mulyadi, Vietnam itu mencari pakan untuk benih lobster berupa rica-rica itu dari laut Indonesia dengan menggunakan trol. Sehingga Indonesia menjadi pihak yang sangat dirugikan.

Sebelumnya, Menteri KKP Edhy Prabowo ditangkap KPK di Bandara Soekarno-Hatta pada Rabu (25/11/2020) dini hari.

Edhy ditangkap terkait dugaan korupsi ekspor benih lobster. Wakil Ketua KPK Nurul Ghufron mengatakan, Edhy saat ini masih diperiksa dan KPK akan menggelar konferensi pers terkait penangkapan menteri bidang kelautan dan perikanan ini. (Red)