Bulan Depan, Bibit Vaksin Merah Putih Buatan Eijkman Siap Diproduksi Massal

JABARNEWS | JAKARTA – Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/BRIN) Bambang Brodjonegoro menerangkan bibit vaksin merah putih buatan Lembaga Biologi Molekuler Eijkman bakal dikirim ke PT Bio Farma (Persero) pada Mei 2021.

“Kami fokus pada ekspresi yeast atau protein rekombinan yang diperkirakan bibit vaksinya sudah bisa diberikan sekitar bulan Mei atau bulan depan, mudah-mudahan ini bisa terpenuhi,” kata Bambang secara Virtual dalam Workshop Pengawalan Vaksin Merah Putih, Selasa (13/4/2021).

Baca Juga:  Stt... Permasalahan Citarum Jangan Saling Lempar Tanggung Jawab

Bambang menerangkan PT Bio Farma (Persero) sudah siap memproduksi massal bibit vaksin yang berasal dari platform protein rekombinan tersebut. Hanya saja, PT Bio Farma tidak menyanggupi produksi massal platform bibit vaksin yang berdasar pada ekspresi mamalia milik Eijkman.

“Untuk ekspresi mamalia sebenarnya bibit vaksinya sudah siap tetapi Bio Farmanya belum siap menangani eksrepsi mamalia,” kata dia.

Baca Juga:  Mahasiswa KOMANDO V Longmarch 627 Km Cianjur - Jogjakarta

Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memastikan pihaknya telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp400 miliar untuk mendukung pengembangan vaksin dalam negeri pada tahun ini.

“Saya memastikan bahwa Kementerian Kesehatan sudah mengalokasikan anggaran untuk tahun ini Rp400 miliar untuk mendukung bersama Kemenristek BRIN penelitian-penelitian vaksin,” kata Budi secara Virtual dalam Workshop Pengawalan Vaksin Merah Putih, Selasa (13/4/2021).

Baca Juga:  PPKM Darurat Ganggu PEN, Pengamat: Pemerintah Dilema, Pilih Ekonomi Atau Kesehatan

Kendati demikian, Budi mengaku, dukungan pembuatan vaksin dalam negeri itu terbilang lamban jika dibandingkan dengan negara lain. Misalkan, Budi mencontohkan, Pemerintah Amerika Serikat lebih dahulu memberikan US$1 miliar terhadap setiap insiatif pembuatan vaksin dalam negerinya.

“Walaupun kita agak terlambat, ya kita lakukan semua, karena kita sangat membutuhkan vaksin-vaksin asli Indonesia agar bisa mengatasi masalah reseliensi kesehatan,” kata dia. (Red)