Unjuk Rasa PPKM di Bandung, Demonstran: Anak Istri Saya Harus Makan, Pak!

JABARNEWS | BANDUNG – Kantor Balai Kota Bandung, Jawa Barat, dipadati oleh ratusan pengunjuk rasa dari berbagai elemen, Rabu (21/7/2021).

Unjuk rasa itu untuk menyuarakan penolakan perpanjangan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat di Kota Bandung hingga 25 Juli 2021.

Unjuk rasa yang diikuti pengemudi ojek online, pedagang, dan mahasiswa itu sempat menimbulkan kericuhan, hingga terdengar suara ledakan seperti petasan.

Baca Juga:  Warga Cikupa Panik Macan Tutul Mendekati Pemukiman

Seorang pengemudi ojek online, Azka Galih menyatakan, PPKM darurat sangat berdampak terhadap penghasilannya. Apalagi, ditambah ada penyekatan atau penutupan jalan.

“Kami sih berharap tak ada lagi PPKM darurat, utamanya jangan ada penyekatan atau penutupan jalan,” katanya, di sela unjuk rasa.

Dalam sehari, dia mengaku pernah hanya mendapatkan Rp32 ribu, padahal sebelumnya bisa sampai Rp100 ribu. Ketika ada PPKM, pengeluaran untuk bensin juga jadi lebih besar.

Baca Juga:  Marak Pemalsuan Data, PSI Minta Sistem Zonasi PPDB Dievaluasi Total

“Semula bensin hanya Rp20 ribu, itu sudah cukup. Namun, ketika ada penutupan jalan sehari bisa Rp35 ribu,” katanya.

Hal senada diungkapkan perwakilan pedagang di BEC Purnawarman. Dia mengatakan, penutupan mal BEC berakibat pada pedagang di sekitar BEC, yang kehilangan pendapatannya.

Baca Juga:  Gerindra Bogor Dorong Iwan Setiawan Maju di Pilbup 2024

“Seharusnya ketika pemerintah menetapkan suatu aturan, harus diimbangi dengan solusi. Anak istri saya harus makan, Pak!” katanya, saat berorasi.

“Mang Oded enak digaji, enak tidur di kasur empuk, saya ingin sampaikan penolakan perpanjangan PPKM darurat dan segera buka lagi mal di Bandung,” ujarnya. (Yan)