Teknik Industri Unisba Beri Pendampingan Pendirian Bank Sampah dan Budidaya Maggot

JABARNEWS | BANDUNG – Dalam rangka merealisasikan salah satu Tri Dharma Perguruan Tinggi yakni Pengabdian Kepada Masyarakat (PKM), Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknik Unisba melaksanakan PKM yang didanai oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat) LPPM Unisba bertajuk Pendampingan Pendirian Bank Sampah Di Kelompok Wanita Tani (Kwt) Luhur Lestari, Kelurahan Baleendah, Kecamatan Baleendah, Kabupaten Bandung pada Jumat (23/4/2021) lalu.

Ketua tim PKM Puti Renosori,Ir., M.T., mengatakan, PKM ini terlaksana karena pengelolaan sampah di RT 01 RW 02 Kelurahan Baleendah masih menimbulkan dampak pencemaran lingkungan yang dapat menimbulkan berbagai faktor penyakit karena mengundang banyak lalat datang di Tempat Pembuangan Sampah (TPS), serta mengganggu estetika lingkungan.

“Kondisi pengelolaan sampah di RT 1 yang belum dikelola dengan baik tersebut mendorong pengurus Kelompok Wanita Tani (KWT) di RT 01 berkeinginan untuk mengurangi masalah sampah sekaligus menjadikan ladang usaha mencari dana untuk warga, karena sampah selain dapat berdampak negatif, tapi juga memiliki potensi ekonomi, yang dapat memberi dampak positif,” kata Puti dalam keterangan yang diterima, Kamis (29/7/2021)

Baca Juga:  Ayo Siapa Yang Mau! Dinar Candy Cari Pacar Sewaan Dibayar Rp100 Juta

“Sehingga dengan PKM ini dapat meningkatkan peran serta masyarakat dalam pengelolaan sampah, juga meningkatkan nilai tambah dari sampah tersebut,” tambahnya.

Puti menjelaskan, program PKM ini dilaksanakan pertama dengan mengadakan pelatihan pengelolaan sampah dimana para peserta diserahterimakan barang-barang untuk kebutuhan pendirian bank sampah dan budidaya maggot.

Evaluasi hasil pelatihan yang diberikan dilakukan dengan penyebaran kuesioner sebelum dan sesudah pelatihan. “Hasil evaluasi menunjukkan tingkat pemahaman seluruh peserta terhadap pengelolaan sampah meningkat,” jelasnya.

Hasil pelatihan, lanjut Puti, telah meningkatkan partisipasi warga untuk memilah sampah dan didirikan nya Bank sampah yang diberi nama Bank Sampah KWT Luhur Lestari.

Puti menyebut, anggota Bank sampah aktif memilah sampah di rumahnya masing-masing, dan menyetorkannya untuk disumbangkan ke Bank sampah pada setiap hari jumat yang diistilahkan Jumat Shodaqoh Sampah (JumShoSa).

Baca Juga:  Prediksi Line Up Pemain Timnas Indonesia U-16 vs Filipina U-16 di Piala AFF U-16

Setelah sampah terkumpul, sambung Puti, pengurus anggota bank dibantu sampah dan anak-anak pondok pesantren membantu memilah berdasarkan jenis sampah unorganic.

“Setelah semua sampah dipilah maka sampah tersebut siap dijual ke Bank sampah induk yaitu bank sampah bersinar (BSB). BSB mengirimkan kendaraan bak terbuka untuk mengambil/menjemput sampah sesuai jadwal yang telah disepakati. Setelah sampah ditimbang kemudian hasil penjualan dicatat,” tuturnya.

Sementara itu, menurut data dari KWT, hasil penjualan sampah setiap minggu meningkat. Hal ini ditunjang oleh pengurus Bank sampah luhur lestari yang jujur, terbuka dan transparan, setiap hasil penjualan sampah diinformasikan di Medsos warga RT 01.

Pelaksanaan Bank sampah tersebut tidak membutuhkan tempat penyimpanan sampah yang luas hanya di halaman Masjid, dan lokasi kembali bersih setelah sampah diambil oleh kendaraan penjemputan sampah dari BSB.

Baca Juga:  Pasar Tumpah Berkah Bagi Tukang Parkir

Sedangkan, peningkatan nilai tambah sampah organik dilakukan dengan memanfaatkan sampah organik tersebut sebagai pakan pada budidaya Maggot. Kebaikan dari lalat BSF ini kata dia, tidak menularkan bakteri, penyakit atau kuman kepada manusia, dan maggot mempunyai Nilai ekonomis, serta dapat dijadikan pakan untuk ikan dan unggas.

Manfaat lainnya, sampah organik sisa budidaya maggot dapat dijadikan kompos untuk menyuburkan tanaman urban farming anggota KWT. Maggot hasil budidaya telah dijadikan pakan ternak lele warga sehingga dapat mengurangi pengeluaran untuk lauk pauk keluarga.

Keberhasilan ini meningkatkan minat beberapa warga lainnya untuk membudidayakan maggot dengan pakan dari sampah organic. Hasil budidaya maggot juga dijadikan pakan ternak ayam, sehingga dapat mengurangi pengeluaran untuk pakan ternak. (Red)