Kebutuhan Oksigen di Jabar Cukup Tinggi, Masih Kurang 740 Ton Per Hari

JABARNEWS | BANDUNG – Kebutuhan oksigen untuk penanganan COVID-19 di Jawa Barat masih cukup tinggi. Per Agustus 2021, Jabar masih kekurangan atau defisit oksigen sekitar 740 ton/hari dari kebutuhan 1.117 ton per hari.

Menurut Ketua Harian Posko Oksigen Jawa Barat Hanif Mantiq, berdasarkan data dari Pos Komando Pengendalian Ketersediaan Oksigen untuk kebutuhan medis penanganan Covid-19 di daerah provinsi Jawa Barat, kebutuhan oksigen di Jawa Barat diproyeksikan sebanyak 1.177 ton/hari.

Sementara ketersediaan oksigen sampai dengan akhir Agustus 2021 masih defisit sekitar 740 ton/hari.

Baca Juga:  Inilah 3 Menu Resep Makan Malam Simpel Nan Lezat Untuk Anak

“Ini masih diproyeksikan defisit oksigen tersebut akan semakin meningkat sampai dengan akhir Desember 2021 mencapai sekitar 2.226 ton/hari,” jelas dia dilansir dari Sindonews, (5/8/2021).

Oleh karenanya, dia menilai uluran tangan banyak pihak akan sangat membantu menjaga suplai oksigen bagi masyarakat. Salah satunya, dia menyampaikan apresiasi atas kepedulian Bank Indonesia Jawa Barat dalam membantu mengatasi defisit ketersediaan oksigen. Karena distribusi oksigen diberikan untuk penanganan pasien Covid-19 di 27 kabupatan/kota di Jawa Barat.

Baca Juga:  Peserta Gema Pramuka Uji Adrenalin Permainan Flaying Fox

“Dukungan dan kepedulian dari berbagai pihak tentunya menjadi kunci bagaimana Jawa Barat mampu mengatasi permasalahan ini, sehingga potensi kematian akibat kegagalan penanganan Covid-19 dapat ditekan.

Sementara itu, Bank Indonesia Jawa Barat menyerahkan bantuan berupa 200 tabung oksigen dan 100 regulator. Menurut Deputi Kepala Perwakilan BI Jawa Barat, Bambang Pramono, penyerahan bantuan tabung oksigen ini juga merupakan upaya lanjutan dari kepedulian Bank Indonesia Jawa Barat dalam penanganan Covid-19.

Baca Juga:  Ini Prakiraan Cuaca Rabu 9 Januari 2019

Menurut dia, pandemi COVID-19 telah memberikan tekanan berat terhadap perekonomian Jawa Barat, sehingga langkah-langkah strategis untuk memulihkan kondisi ekonomi sangat diperlukan. Tantangan yang dihadapi Jawa Barat memang tidak mudah, mengingat Jawa Barat adalah provinsi dengan kekuatan ekonomi yang signifikan secara nasional.

“Jabar punya jumlah penduduk yang besar dan kedekatan wilayah dengan ibukota negara yang membawa dinamika tersendiri berkaitan dengan dampak ikutan akibat tingginya arus mobilitas masyarakat sehingga penyebaran COVID-19 tergolong relatif tinggi,” jelas dia. (Red)