Soal Survei Kinerja Kejagung, Ini Kata Akademisi

JABARNEWS | BANDUNG – Akademisi dan Pemerhati Publik Abdusy Syakur Amin menilai lembaga Survei yang menunjukkan kinerja Kejaksaan tidak memuaskan berbanding terbalik dengan fakta yang ada. Menurutnya, banyak kasus-kasus yang tidak tersentuh oleh Aparat Penegak Hukum (APH), sebelumnya di tangan Kejaksaan saat ini berani disentuh.

Dia mengatakan, hal tersebut adalah sebuah potret bahwa kejaksaan saat ini berani menangani kasus-kasus yang tidak tersentuh APH.

“Itu kasus monumental yang besar yang merugikan negara bisa diungkap. ASABRI, Jiwasraya Sebelumnya tidak itu kenapa,” kata Syakur siaran pers yang diterima, Minggu (22/8/2021).

Baca Juga:  Standarisasi Sate Maranggi, Disperindagkop Purwakarta Akan Lakukan Pendekatan Persuasif Kepada Pedagang

Dia menyebut, Kejaksaan adalah lembaga negara bekerja yang terikat pada Undang-Undang yang seringkali dalam pelaksanaannya silent (sembunyi-bunyi). Setiap langkah hukum, lanjut Syaku, dilakukan dengan dengan cukup hati hati agar tidak melanggar hak dan menjunjung keadilan untuk setiap masyarakat.

“Konsekuensinya adalah tidak semua harus di ekspos kepada masyarakat. Hal inilah yang seringkali menjadi perdebatan di antara pihak yang merasa ingin tahu perkembangan sebuah kasus,” ucap Rektor Universitas Garut ini.

Baca Juga:  Terciduk! Aksi Pencuri Sepatu Bekas di Purwakarta Ini Terekam CCTV

“Sebelum ada putusan inkrah, kasus tidak boleh diekspos. padahal ini ranah Kejagung, sedangkan setelah inkrah itu wilayah Institusi lain dalam hal ini MA,” tambahnya.

Syakur mengungkapkan, dengan kondisi seperti itu cukup sulit bagi Kejagung untuk mengekspos keberhasilan selaku suatu institusi. Karena, sambung dia, tidak bisa lepas dari kinerja lembaga lain.

Baca Juga:  Penuhi Hak Penerima, Mensos Risma Akan Tindak Tegas Penyalur Bansos Tak Transparan

“Padahal fakta membuktikan banyak sekali kasus bahkan beberapa mega kasus yg berhasil ditangani dg baik,” ungkapnya.

Oleh karena itu, Syakur memandang bahwa lembaga survei atau kelompok yang menyebutkan bahwa Kinerja Kejaksaan Agung tak memuaskan lebih kepada perbedaan pandangan kelompok tersebut. Syakur berharap masyarakat cerdas dalam menilai setiap narasi atau berita yang berkembang.

“Saya rasa inilah pentingnya kita bersama-sama, masyarakat belajar literasi digital agar kita tidak salah dalam menerima informasi,” tandasnya. (Red)