Keluh Warga Purwakarta Pada Proyek KCIC: Bising, Longsor Sudah Tiga Kali

JABARNEWS | PURWAKARTA – Proyek pengerjaan pembangun Kereta Cepat Indonesia Cina (KCIC) di Kampung Tegalnangklak , Desa Bunder, Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta dikeluhkan Masyarakat setempat.

Sebagian besar masyarakat mengeluhkan bising, lumpur yang masuk ke permukiman warga akibat pengerjaan proyek nasional tersebut.

“Bising mah tiap tiap hari, longsoran lumpur juga sudah terjadi tiga kali, terakhir Sabtu kemarin,” ujar salah seorang warga di kampung tersebut, Nurhayati, Selasa (31/8/2021).

Baca Juga:  Robby Darwis Nilai Persib Miliki Potensi Besar Ungguli Persija

Dia menyebut pihak KCIC tidak bertanggungjawab atas insiden yang terjadi kemarin. Lumpur dibersihkan oleh dirinya sendiri bersama suami.

Hal itu sangat merugikan dirinya karena kenyamanan keberlangsungan hidup terengut akibat adanya proyek ini.

“Kemarin lumpur saya bersihkan sendiri. Saya tidak menerima uang kompensasi sampai hari juga, uang bising juga tidak ada,” ungakap Nurhayati.

Dia meminta kepada pengembang proyek untuk meminimalisasi longsoran lumpur kembali terjadi, karena dikhawatirkan hal serupa kembali terulang.

Baca Juga:  Ada Calon Dandim Di Makodim 0619 Purwakarta

“Pihak proyek memang pasang tembok, tapi tidak maksimal. Seharusnya tembok itu dipasang lebih tinggi, agar lumpur ketika pengerjaan tidak masuk ke permukiman warga,” ungkapnya.

Selain itu, Nurhayati menambah, kebisingan pembangunan mega proyek nasional tersebut kedar mengganggu warga terlebih yang memiliki anak bayi.

“Kalau tiap hari emang berisik, kan ini 24 jam. Tiap malam bayi-bayi selalu menangis sulit tidur,” tutur Nurhayati.

Baca Juga:  Periode Januari-Agustus, Tercarat Ada 1.805 Bencana di Indonesia

Keluhan juga disampaikan warga lain, Cucum (40). Dia khawatir longsoran lumpuran kembali terjadi ketika pengerjaan dilakukan.

“Yang saya khawatir itu kalau musim hujan tiba,” ujar dia.

Dia mengaku juga belum menerima apapun dari pihak KCIC, yang kemarin bantuan sembako berupa beras dan telur dari pemerintah diambil dari kantor desa.

“Ada yang dapat ada juga tidak, kalau saya dapet,” kata Cucum. (Gin)