Sepanjang 2021, Kasus Kebakaran di Kabupaten Alami Penurunan

JABARNEWS | PURWAKARTA – Dinas Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (DPKPB) Kabupaten Purwakarta mencatat kasus kebakaran di tahun 2021 menurun dibandingkan tahun sebelumnya.

Kepala DPKPB Kabupaten Purwakarta, Wahyu Wibisono mengungkapkan, pada Januari-Agustus terjadi 69 kejadian kebakaran. Dengan jumlah tersebut, Ia menyebut dalam bulan Agustus 2021 ini terjadi kebakaran 11 kejadian kebakaran.

“Jumlah tersebut mengalami penurunan dibandingkan tahun lalu. kalau tahun lalu itu hingga Agustus itu sampai kurang lebih 100 kejadian kebakaran,” ujar Wibi sapaan akrabnya, pada Senin (6/9/2021).

Ia juga mengungkapkan jika untuk tahun ini kebakaran paling banyak terjadi di rumah-rumah. Menurutnya, kebakaran disebabkan masih adanya masyarakat yang lalai atau human error.

“Mayoritas rumah dan lahan, perbandingannya 50:50. Ada juga perusahaan cuma tidak banyak. Kalau penyebab rumah terbakar karena kelalaian seperti masalah listrik,” ucapnya.

Menurunnya kasus kebakaran di Kabupaten Purwakarta ini, Wibi menyebutkan, pihaknya terus melakukan edukasi kepada masyarakat untuk meminimalisir kelalaian. Mengingat kebakaran di Bantuk banyak terjadi di rumah-rumah.

Baca Juga:  Waw !!! Dea Mengaku Segini Pendapatan Jualan Vidio Porno

“Sosialisasi yang kami lakukan selama ini agar warga lebih berhati hati serta memperhatikan potensi penyebab kebakaran, terutama penggunaan listrik dan kompor gas,” ungkapnya.

Tak hanya itu, Wibi meminta warga untuk meningkatkan kewaspadaan. Selain memastikan kompor dalam keadaan padam, tidak membuang puntung rokok sembarangan, warga juga harus aktif mengecek sambungan kabel listrik.

“Jika diperlukan, warga bisa mengganti sambungan kabel listrik yang sudah tidak layak. Karena hubungan arus pendek sangat berpotensi besar menimbulkan kebakaran,” ucapnya.

Risiko bencana lain yang mengalami penurunan adalah kekeringan. Dari pengalaman tahun lalu, wilayah yang rutin mengalami kekeringan adalah Namun untuk saat ini, ia menyatakan bahwa pihaknya belum menerima pengajuan droping air bersih.

Baca Juga:  Kesal Diteror Puluhan Tahun, Warga Tebing Tinggi Pasang Perangkap Tangkap Monyet Liar

Oleh sebab itu, Dwi berani mengklaim masyarakat di Bantul tidak ada yang terdampak kemarau tahun ini. Terlebih kemarau tahun ini masuk kemarau basah. “Karena kemarau tahun ini masuk kemarau basah, itulah kenapa masyarakat Bantul tidak mengalami kekeringan seperti tahun yang lalu,” ujarnya.

Risiko bencana lain yang mengalami penurunan adalah kekeringan. Dari pengalaman tahun lalu, wilayah yang paling rawan itu di Kecamatan Tegalwaru, kalau kemarau panjang kecamatan lain juga sama seperti Kecamatan Cibatu dan Kecamatan Campaka.

Namun untuk saat ini, ia menyebut bahwa pihaknya belum menerima pengajuan droping air bersih. Oleh sebab itu, Wibi mengklaim masyarakat di Kabupaten Purwakarta tidak ada yang terdampak kemarau tahun ini. Terlebih kemarau tahun ini masuk kemarau basah.

“Karena kemarau tahun ini masuk kemarau basah, itulah kenapa masyarakat Purwakarta tidak mengalami kekeringan seperti tahun yang lalu,” ucap Wibi.

Baca Juga:  Tak Jadi di Perbatasan, Ini Lokasi Cek Poin PPKM di Cimahi

Meskipun demikian, lanjut dia, pihak sudah mempersiapkan tanggap darurat mengenai permintaan air bersih di sejumlah wilayah. “Kalau berkaca pada krisis air tahun-tahun sebelumnya, itu ada puluhan desa di 10 dari 17 kecamatan yang rawan kekurangan air bersih,” ungkap Wibi.

Terkait upaya yang akan dilakukan jajarannya jika terjadi krisis air di masyarakat, Wibi mengaku siap jika memang terjadi krisis air dengan pihaknya bakal memberikan bantuan jangka pendek berupa pengiriman air bersih dengan berkoordinasi bersama PDAM setempat.

“Kami telah imbau ke seluruh kecamatan untuk segera melaporkan jika terjadi kesulitan air agar langsung dikirimkan bantuannya. Armada kita siapkan. Khusus di Tegalwaru kita siapkan tiga penampungan, karena wilayah itu paling rawan dilanda kekeringan di musim kemarau,” pungkasnya. (Gin)