Kota Bandung Bakal Miliki Kawasan Destinasi Kuliner Baru, Ini Lokasinya

JABARNEWS | BANDUNG – Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung mulai menata kawasan Pedagang Kaki Lima (PKL) di Jalan Sultan Agung. Rencananya, kawasan tersebut akan dijadikan destinasi wisata kuliner baru atau yang biasa dikenal dengan Bandung Street Food.

Wakil Wali Kota Bandung, Yana Mulyana mengatakan, kawasan tersebut akan dibuat menjadi lebih nyaman dan tertib. Di antaranya dengan memperbaiki trotoar dan mempercantik taman.

Menurutnya, penataan ini bermula dari semangat yang tumbuh dari ketua RW dan warga sekitar. Mereka berkomitmen untuk menjaga kebersihan, keseragaman, bahkan berswakelola untuk menanam pohon agar kawasan tersebut menjadi lebih sejuk.

Baca Juga:  Warga Tamansari Geruduk Kantor Wali Kota Bandung

“Mereka sudah mulai berjalan. Tadi saya undang juga Kadis PU (Kepala DInas Pekerjaan Umum), Kadishub, DLHK, termasuk DPKP3, nanti mereka akan bersinergi untuk menata kawasan itu,” ucapnya usai melakukan peninjauan, Rabu (8/9/2021).

Yana selaku ketua satuan tugas khusus PKL juga menyebut, kawasan itu terdapat 20 PKL yang khusus menyajikan makanan. Mereka berjajar menempati trotoar sepanjang 500 meter di sebelah kanan jalan.

Baca Juga:  Ribuan Santri Indonesia Ikuti Pospenas 2019 di Bandung

“Mudah-mudahan menjadi destinasi wisata kuliner baru di Kota Bandung yang lebih tertata,” harapnya.

Di sela-sela peninjauan, Yana juga membagikan sembako bagi para PKL dan memberikan stimulus agar mereka tetap semangat berjualan meski di tengah situasi yang kurang mengenakan.

Sementara itu, Kepala Dinas KUKM, Atet Dedi Handiman mengungkapkan, meski keberadaannya di trotoar namun tidak akan menghalangi pejalan kaki. Sebab trotoar tersebut memiliki lebar 5 meter.

Baca Juga:  Komentar Pelatih Timnas Indonesia U-19 Usai Kalahkan China

“Rencana akan kita tata karena secara normatif lokasi itu termasuk zona hijau. Dalam waktu dekat tamannya dulu dan infrastruktur, nanti dari dinas-dinas terkait mulai menata,” ucapnya.

“Besok sudah mulai penataan, karena warga dan pedagang berswakelola untuk menanam pohon. Trotoar mereka yang membersihkan dan memperbaiki sedikit-sedikit,” tandasnya. (Red)