Pariwisata Terdampak Pandemi, Begini Nasib Pengusaha Bus di Cimahi

JABARNEWS | CIMAHI – Pengusaha bus pariwisata kian merana dengan adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Kota Cimahi, Jawa Barat.

Bahkan, ada pengusaha bus di Kota Cimahi yang sampai menjual unit bus hanya untuk bertahan di bisnisnya, di tengah pandemi Covid-19. 

Pengusaha bus turut terkena imbas dari sektor bisnis pariwisata yang terdampak pandemi Covid-19 sejak tahun lalu. 

Kunjungan wisata turun drastis karena penutupan objek wisata, ditambah tidak ada kegiatan study tour sekolah, akhirnya membuat pengusaha bus diujung tanduk. 

“Kami sudah hampir enggak jalan sama sekali selama hampir dua tahun, termasuk pas PPKM ini. Selama pandemi ini paling 1-2 unit yang jalan,” kata Pengurus Operasional PT Kaliptra Pesona Mandiri (KPM) Hendra Lesmana, Kamis (9/9/2021). 

Baca Juga:  Inilah Efek Yang Ditimbulkan Jika Anda Berhenti Minum Kopi

Dia mengungkapkan, pihaknya mengelola sekitar 25 unit bus pariwisata sebelum pandemi Covid-19. Namun, unit perlahan berkurang saat ada pandemi Covid-19, karena dijual, over kredit, hingga diambil kembali oleh investor. 

“Yang dijual dan over kredit itu sekitar 6 unit itu murni punya KPM. Ada yang dibawa sama investor. Kan di KPM itu ada investor yang simpen unit, sekarang tinggal sisa 10 unit,” katanya. 

Baca Juga:  PPKM Darurat, Pemdes Wangunjaya Naringgul Gencar Semprotkan Disinfektan

Hal itu, kata dia, terpaksa dipilih sebab tak ada cara lain untuk bertahan ditengah kondisi ini. Hasil penjualan tersebut digunakan untuk biaya operasional dan perawatan bus. 

Pasalnya, kata dia, kendaraan yang dibiarkan terlalu lama malah akan semakin menimbulkan kerusakan. Unit bus yang tersisa pun kondisinya tak 100 persen dalam kondisi bagus. 

Dia berharap pandemi Covid-19 segera berakhir sehingga aktivitas bisa normal kembali. Pihaknya juga berharap ada semacam bantuan dari pemerintah terhadap sektor bus pariwisata. 

Sebab, kata Hendra, bukan hanya unit bus yang terpaksa dijual, para sopir pun tak mendapat upah. “Kan kalau sopir itu kita sistemnya mitra dan freelance. Kalau ada bus yang keluar baru kita bayar,” tukasnya. 

Baca Juga:  Pemkot Bandung Siapkan 191 Fasilitas Kesehatan Untuk Vaksinasi 26.000 Orang

Nasib serupa diungkapkan HRD NJE PT Kramatdjati Asri Sejati, Iwan Kartiwan. Unit bus milik perusahaan tersebut terpaksa dikandangkan hingga dibiarkan tak terawat.

Bus yang biasanya mengantarkan penumpang ke berbagai daerah dibiarkan terparkir tanpa mengaspal sama sekali. Bahkan beberapa di antaranya sudah terlihat lapuk.

“Dari awal tahun kita udah terseok-seok sampai gak jalan sama sekali untuk reguler. Kalau dipaksa pun malah akan ada kerugian,” ungkap Iwan. (Yoy)