Digitalisasi Koperasi Sebagai Solusi Pemulihan Ekonomi Jawa Barat Di Masa Depan

JABARNEWS | BANDUNG – Komite Pemulihan Ekonomi Daerah (KPED) Jawa Barat menggelar webinar dengan tema Transformasi Ekonomi Jawa Barat dengan 3 narasumber, yaitu Direktur LAPI ITB Yusmar Anggadinata, Divisi UMKM KPED Ahkam Nasution, dan Sekretaris Eksekutif API Jabar Rizal Tanzil Rakhman pada (20/09/2021).

Salah satu gagasan transformasi perekonomian Jawa Barat yang terintegrasi dan akan berdaya saing di masa depan yakni Supply Chain Centre. Digitalisasi sektor koperasi menjadi solusi pemulihan ekonomi di tengah masa sulit pandemi Covid-19.

Ketiga narasumber membahas cara pemulihan ekonomi di masa depan melalui Digitalisasi Koperasi. Sistem koperasi dipilih karena menjadi simbol ekonomi negara seperti yang disampaikan Moh Hatta, “Koperasi adalah sokoguru ekonomi nasional”.

Koperasi adalah wujud ekonomi kerakyatan yang diamanatkan Pancasila dan UUD 1945 kata Ahkam Nasution. Namun hingga kini koperasi belum bisa berkembang.

Hal ini terbukti dengan minimnya kontribusi koperasi terhadap PDB Indonesia hanya 4,5 persen (2018). Masih kalah jauh jika dibandingkan dengan koperasi di beberapa negara yang tidak menyebut ekonomi mereka berasaskan kerakyatan.

Baca Juga:  Tiga Obat Alami Diare Sebagai Tindakan Pertolongan Pertama

Sebagai contoh koperasi menyumbang lebih dari 10% terhadap PDB Singapura, sedangkan New Zealand 17,5%. Jika kita bandingkan dengan Indonesia, jumlah penduduk Indonesia yang menjadi anggota koperasi belum sampai 10%. New Zealand sudah 30%, Norwegia dan Kanada sudah sekitar 40%.

Semetara itu untuk membuat koperasi berbasis digital, Indonesia masih memiliki tiga hambatan seperti Infrastruktur yang sebagian besar masih menggunakannya sebatas untuk berkomunikasi seperti WhatsApp dan Facebook. Ditambah lagi, sekitar 600-1.000 desa di Jabar yang belum memiliki akses internet.

Lalu hambatan Digital Skills yang dinilai Indeks Kesiapan Digital pelaku UMKM Indonesia masih rendah. Serta Sumber Daya yang Mayoritas UMKM Jabar merupakan usaha mikro yang tidak memiliki pegawai khusus untuk mengurusi penjualan daring. Energi dan waktu mereka sudah habis untuk urusan produksi dan keluarga.

Baca Juga:  Lagi, Warga Cianjur Keracunan Massal Usai Santap Nasi Tumpeng

Di sisi lain, Asisten Staf Khusus Wapres RI Bidang Ekonomi dan Keuangan Guntur Subagja Mahardika mengakui pentingnya perkembangan Digitalisasi Koperasi dengan sistem Supply Chain System.

“Kalau kita bicara sebetulnya permasalahan UMKM itu bukan soal modal dan pasar. Tapi tidak ada agregator dan integrator. SCS ini diharapkan menjadi solusi dalam supply chain ini,” katanya

Menurut Guntur, di tengah Pandemi Covid-19, salah satu tantangan terbesar yang harus disikapi dengan perubahan pola pikir yang mendasar adalah consumer trend. Hal tersebut akan mempengaruhi supply chain.

“Pandemi Covid-19 ini menjadi satu momentum, mengoreksi bagaimana Indonesia sudah saatnya kembali kepada jati dirinya membangun kemandirian ekonomi terutama memenuhi kebutuhan dasar Sandang pangan papan,” katanya.

Guntur pun mengatakan, seharusnya pembenahan UMKM ini tidak terlalu sulit. Menurut data Kementerian UMKM, dari 64 juta UMKM, 97 persen adalah usaha mikro, untuk usaha kecil hanya 750.000, usaha menengah hanya sekitar 58.000, dan usaha besar hanya 5.400.

Baca Juga:  Warga Kabupaten Bandung Tewas oleh Longsor, Ini Peringatan BNPB

“Katakanlah 20 persen usaha kecil ada di Jawa Barat, berarti hanya ada sekitar 150.000 usaha kecil. Ekosistem yang dibangun oleh KPED bisa menjadi tools untuk menampung UKM tadi,” katanya.

Guntur menuturkan, serap lapangan kerja dari usaha menengah ini memiliki daya serap yang cukup tinggi. Hal itu diharapkan menjadi momentum pemulihan ekonomi di tengah pandemi.

“Saya sangat concern dengan hal ini, dengan program pak Wapres yang berfokus di pengentasan kemiskinan, pemberdayaan UMKM, seperti pertanian peternakan dan perikanan. Serta pengembangan industri diluar ekonomi seperti reformasi birokrasi termasuk penyederhanaan perizinan dan pemangkasan birokrasi pusat,” kata Guntur. (Red)