Sudah Tahu Belum? Ternyata Puskesmas Punya Layanan Kejiwaan

JABARNEWS | BANDUNG – Tidak banyak masyarakat yang tahu bahwa puskesmas selama ini memiliki layanan kejiwaan. Tidak dapat dipungkiri, pandemi Covid-19 tidak saja mengganggu kesehatan fisik tapi juga psikis masyarakat.

Oleh karena itu, sosialisasi dan edukasi puskesmas memiliki layanan kejiwaan penting guna menghindari praktik pemasungan kepada orang depresi dan stres yang saat ini masih ditemukan di tengah-tengah masyarakat.

Menurut Asisten Pemerintahan Hukum dan Kesejahteraan Sosial Sekda Provinsi Jabar Dewi Sartika mengatakan, Pemda Provinsi Jabar mendukung akselerasi akses, layanan, dan kualitas kesehatan jiwa bagi masyarakat melalui puskesmas di masa pandemi Covid-19. Ini sudah sesuai Perda 5/2018 tentang Penyelenggaraan Kesehatan Jiwa.

Baca Juga: 11 Santri Tewas di Ciamis saat Susur Sungai, BPDB Surati Sekda Kota Kabupaten se-Jawa Barat, Ini Isinya

Baca Juga: Ridwan Kamil Paparkan Arah Ekonomi Jabar Pasca Pandemi Covid-19, Ini Poinnya

“Peningkatan layanan kesehatan jiwa perlu disadari secara bersama sebagai sesuatu yang sangat urgen, khususnya yang berkaitan dengan pemulihan kesehatan jiwa pasca-pandemi Covid-19. Karena kesehatan jiwa sama pentingnya dengan kesehatan fisik,” kata Dewi Sartika dalam Peringatan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia Tahun 2021 dengan tema ‘Mental Health For All : Let’s Make it Reality’, Senin, 18 Oktober 2021.

Baca Juga:  Kemenhub Disomasi Soal Kemacetan di Gerbang Tol Saat Arus Mudik

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan mencatat kasus kesehatan jiwa seperti depresi dan kecemasan dalam masa pandemi Covid-19 melonjak tajam. Sebanyak 60 persen mengalami gejala depresi dan lebih dari 40 persen disertai ide bunuh diri.

Baca Juga: Cegah Penipuan, Bank Bjb Terapkan Sistem Anti Fraud Guna Lindungi Nasabah

Baca Juga: Ratusan Juta Raib dalam Pembobolan Mesin ATM di Tasikmalaya, Begini Modusnya

“Ide bunuh diri adalah ekses dari keadaan penyakit yang sulit dikendalikan,” kata Kepala Subdirektorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular kesehatan jiwa dewasa dan Lansia Kemenkes RI Rahbudi Helmi.

Rahbudi Helmi menambahkan, 32,6-45 persen penduduk terpapar Covid-19 mengalami gangguan depresi. Sementara 10,5 persen sampai dengan 26,8 persen penyintas Covid-19 mengalami gangguan depresi.

Baca Juga:  KJA Offshore Pertama Di Indonesia Ada Di Pangandaran

“Depresi ini akan menyulitkan kita jika tidak dilakukan antisipasi dini yang bersifat promotif dan preventif, “ terangnya.

Untuk itu pemerintah sudah mempersiapkan layanan kesehatan jiwa di puskesmas untuk mengurangi tingkat keparahan penyakit kejiwaan. Caranya melalui meningkatkan integrasi sosial serta perlindungan terhadap hak asasi manusia dengan menghindari pasung.

Baca Juga: Termasuk Purwakarta, Ini Wilayah yang Diprediksi Paling Terdampak Gempa Sesar Lembang

Baca Juga: Yuk Simak! Cara Mengatasi Sakit Tenggorokan Dengan Bahan Alami, Diantaranya Bisa Pakai Air Garam

“Di lapangan banyak yang tidak tahu puskesmas punya layanan kesehatan jiwa berbasis masyarakat yang terintegrasi dengan kesehatan primer. Masih banyak masyarakat menyangka puskesmas hanya melakukan pelayanan pengobatan dan infeksi saja,” kata Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular dan Kesehatan Jiwa Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Dewi Ambarwati.

Baca Juga:  Kemungkinan Tarif Angkot di Kota Cimahi Bakal Naik, Berapa Persen?

Selain melalui puskesmas, Pemda Provinsi Jawa Barat memiliki Rumah Sakit Jiwa Jawa Barat memiliki berbagai program untuk meningkatkan kesehatan jiwa masyarakat. Salah satu program yang telah mendapat apresiasi nasional adalah program rehabilitasi bertajuk “Kampung Walagri”.

Baca Juga: Kenali Sebelum Terlambat! Ini Penyebab Kemandulan Pada Wanita, Salah Satunya Kebiasaan Kurang Baik

Baca Juga: Hengki Kurniawan Pastikan Kelanjutan Pilkades di Bandung Barat, Kapan Pencoblosannya?

Kampung Walagri merupakan merupakan program pusat pemberdayaan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) dan orang dengan masalah kejiwaan (ODMK) berbasis pemulihan secara komprehensif.

Dalam program Kampung Walagri ODGJ dan ODMK akan mendatkan lima area pemulihan yaitu pemulihan klinis, fisik, eksistensi, sosial dan fungsi.

Ketika memasuki masa pemulihan fungsi berlangsung, ODGJ dan ODMK akan kembali pada masyarakat dan diberikan pekerjaan seperti bekerja di kafe, berkebun, menjadi marbot masjid sehingga mereka mendapatkan kesempatan untuk hidup yang produktif.***