Puluhan Siswa Positif Covid-19 saat PTM, Fortusis Kota Bandung: Tutup Saja!

JABARNEWS | BANDUNG – Ketua Forum Orangtua Siswa (Fortusis) Kota Bandung Dwi Soebawanto menanggapi terkait adanya puluhan siswa berbagai jenjang di Kota Bandung yang terkonfirmasi positif Covid-19. 

Menurutnya, pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas harus dihentikan tanpa harus menunggu kasus lebih dari lima persen.

Ketika ada satu orang yang terkonfirmasi, Dwi meminta Disdik untuk langsung menghentikan PTM terbatas dan beralih ke pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Baca Juga: FK DKISIP dan USB YPKP Bandung Gelar Webinar Komunikasi Publik Terkait Covid-19

Baca Juga:  Publik Kecewa PK Baiq Nuril Ditolak MA

Baca Juga: Atasi Dampak Pandemi, Gus Menteri Dorong Diversifikasi Usaha BUMDes

“Tutup (hentikan) saja jangan sampai menunggu ada yang meninggal dunia. Lalu, PAUD juga SD harus diliburkan saja karena mereka enggak menerima vaksin,” kata Dwi saat dihubungi, Minggu, 14 Oktober 2021.

Fortusis lanjutnya, mengkritisi pemerintah baik provinsi maupun Kota Bandung yang terkesan bingung dalam menjalankan kebijakannya, seperti dia mencotohkan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil yang membuatkan monumen/prasasti bagi orang yang gugut karena covid.

Baca Juga:  Kang Emil Sebut Panyaweuyan Majalengka Kebun Terindah di Dunia

“Kan pandeminya saja belum selesai ini sudah langsung membuat prasastinya. Jadi, terkesan bingung. Harusnya pemerintah mengefektifkan kembali satgas covidnya untuk menghadapi kemungkinan adanya gelombang ketiga pada Desember,” tuturnya.

Baca Juga: Pemerintah Kabupaten Ciamis Berencana Bangun Kawasan Industri Hasil Tembakau

Baca Juga: Kondisinya Memperihatinkan, DPRD Jabar Minta Pemprov Perhatikan Makam Syekh Quro

Baca Juga:  Simulasi Pemilu Cegah Bingung Saat Memilih

Adapun pengefektifan kembali satgas dalam menghadapi gelombang ketiga, salah satu langkahnya, yakni dengan memberikan pemahaman terhadap masyarakat terkait penerapan protokol kesehatan serta vaksinasi agar mereka turut serta menciptakan herd immunity.

“Saya melihatnya kemarin PTM dilaksanakan itu terkesan memaksakan yang ternyata terbukti banyak siswa yang terkonfirmasi setelah adanya PTM dibuka, meski memang harus diketahui dari mana mereka bisa tertular, apakah bawaan dari rumah, teman, atau guru-gurunya,” tandasnya.***