DPRD Jabar Ungkap Masyarakat di Pedesaan Belum Paham Program Pikobar

JABARNEWS | BANDUNG – Hadirnya sejumlah fitur dalam program aplikasi Pusat Koordinasi dan Informasi Covid-19 Jawa Barat (Pikobar) yang bertujuan untuk menyajikan data, dan informasi terkait penyebaran dan pencegahan Covid-19 dinilai belum sepenuhnya dapat dipahami oleh masyarakat khususnya di daerah pedesaan.

Berbeda dengan masyarakat di perkotaan, terbatasnya akses informasi dan sarana pendukung menjadi salah satu penyebab, program Pikobar tidak dapat dijangkau oleh masyarakat di pedesaan.

Baca Juga:  Ada Surabi Toping Rujak Di Purwakarta, Di Sini Tempatnya

Oleh karena itu, permasalahan mengenai pemerataan sosialisasi program Pikobar harus menjadi perhatian serius Pemprov Jabar.

Selain itu permasalahan mengenai akurasi data pada aplikasi tersebut harus menjadi perhatian, dari jumlah angka sebaran kasus aktif, pasien sembuh, pasien meninggal, dan data lainnya.

“Pemprov harus berpikir ulang mengenai program Pikobar, evaluasi mengenai ketepatan update penyebaran angka pasien, berapa angka sebenarnya,” kata Anggota Komisi V DPRD Jabar Bambang Mujiarto, Kamis (22/7/2021).

Baca Juga:  DFSK Glory 580, Menarik Perhatian di Ajang GIIAS 2018

“Evaluasi besar harus dilakukan seperti pada angka kematian harus dievaluasi akurasinya, pasien terpapar, dan sembuh. Beberapa waktu kebelakang, angka kematian ini naik hampir tiap hari ada yang meninggal di tiap desa,” tambahnya.

Lebih lanjut, pihaknya pun menyoroti terkait, kapasitas rumah sakit dalam menampung pasien baik yang terpapar Covid-19 maupun pasien non-Covid. Bambang menekankan, bahwa penanganan pasien jangan hanya terfokus pada penanganan pasien terpapar Covid-19, pasien non Covid pun harus mendapatkan penanggulangan.

Baca Juga:  Si Cantik Oza, Ratu Finswimming Peraih 2 Medali SEA Games 2023 Asal Kota Bandung

“Kesiapan rumah sakit dalam menampung pasien baik untuk pasien Covid dan non Covid, penanganan pasien non Covid-19 pun jangan dibiarkan,” pungkasnya. (Red)