Cinta Lingkungan ala Milenial Tunisia

Nata Sutisna bersama komunitas pencinta lingkungan di Tunisia. (foto: istimewa)

Sejatinya, menjaga alam berarti menjaga bumi dan mewujudkan masa depan yang lebih baik. Karena sesungguhnya kehidupan manusia di muka bumi ini bergantung pada alam, mulai dari makanan, air bersih, maupun udara. Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres menyampaikan bahwa “Dengan merusak alam, kita mengancam kesejahteraan kita sendiri”. Pesan ini ia ungkapkan dalam peringatan Hari Margasatwa Sedunia yang diperingati pada 3 Maret 2022 lalu.

Tak hanya memiliki program penghijaun dan bersih-bersih sampah, Tounes Clean Up dan Soli and Green juga memiliki program “Eco School”. Mereka berkunjung ke sekolah-sekolah untuk memberikan pelajaran dan menyampaikan pemamahan tentang lingkungan. Mereka ingin sekolah dan generasi muda Tunisia dapat berperan bersama dalam melestarikan lingkungan serta memastikan bahwa julukan “Tunis el-Khadra” yang disematkan kepada negaranya itu benar-benar dapat terjaga selamanya. Tidak boleh bahwa julukan “Tunisia negara yang hijau” itu hanya menjadi jargon semata, melainkan harus terus relevan dengan realitasnya.

Baca Juga:  Ribuan Wanita Jadi Janda Gegara Judi Online di Berbagai Desa di Karawang

Saya menyaksikan langsung betapa generasi milenial Tunisia yang tergabung dalam komunitas pencinta lingkungan ini menghidupkan prinsip gotong-royong, kolaborasi, dan bekerja sama dalam menebar kebermanfaatan untuk semua orang. Realitas generasi muda Tunisia di atas juga senada dengan ungkapan Ibnu Khaldun, Bapak Peradaban Tunisia, dalam magnum opusnya al-Mukaddimah mengungkapkan bahwa “al-insanu madaniyyun bi al-thabi'”, yang artinya setiap manusia membutuhkan yang lainnya.

Baca Juga:  NU Sejak Awal Ikut Aktif Berantas Korupsi dari Perspektif Islam

Dalam hal ini, Indonesia pun dapat belajar dari Tunisia. Terlebih ketika menghadapi cuaca ekstrem yang saat ini sedang terjadi. Di antara cara mencegah cuaca ekstrem adalah dengan menanam pohon. Karena pohon dapat menyerap karbondioksida yang dihasilkan oleh aktivitas manusia atau makhluk hidup lainnya. Pun, menanam pohon dapat mengurangi emisi gas rumah kaca sehingga dapat menurunkan pemanasan global, sebagaimana yang disampaikan oleh Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia.

Baca Juga:  Pelaksanaan RUPS Dua BUMD di Subang Dipercepat, Ada Apa?