Resep Islam Tangani Pandemi

Penulis: Gina Kusmiati (Pemerhati Kebijakan Publik)

Sejak diberlakukannya new normal, beberapa fasilitas umum dan sosial di Sumedang telah di buka bebas. Mall, masjid, tempat wisata dan industri beroperasi kembali. Pemkab juga telah mengizinkan berbagai acara hiburan digelar dan aktivitas olahraga berkelompok diadakan. Namun, harus dibarengi mematuhi protokol kesehatan (Detik.com, 11/6/2020).

Di samping menuju new normal dan zona biru nya Sumedang. Tak ada sinyal bahwa pasien covid-19 mereda. Pasalnya, 26 perawat rumah sakit Sumedang telah menjalani isolasi mandiri dan melakukan test swab. Setelah kontak langsung dengan satu pasien yang terindikasi positif corona di rumah sakit Sumedang (Detik.com, 15/6/2020). Namun, Pemerintah justru sibuk mempersiapkan kebijakan-kebijakan yang akan memancing berkumpulnya orang-orang.

Masyarakat menyambut hangat kebijakan new normal, sebab kebijakan ini akan memberikan kebebasan beraktivitas. Terutama masyarakat yang bekerja dalam mencari nafkah untuk memenuhi kebutuhan. Apalagi, sampai saat ini bansos yang datang terhambat karena beberapa faktor. Akhirnya, bansos yang harusnya mampu meringankan beban masyarakat justru menimbulkan kericuhan antar warga. Dikarenakan bantuan tumpang tindih serta tidak tepatnya sasaran, sehingga memicu kecemburuan sosial antar warga (Sumedangonline.com, 13/6/2020).

Baca Juga:  Ini Hal Yang Terjadi Jika Jantung Tidak Bekerja Dengan baik

Melihat kondisi di lapangan, harusnya pemerintah berpikir lebih matang dalam memberlakukan new normal. Walaupun kebijakannya ditengarai untuk penyelamatan ekonomi serta menjadi angin segar bagi sebagian masyarakat, tapi adanya kebijakan AKB di tengah pandemi sangatlah rawan. Karena bisa jadi penyebab dari lahirnya gelombang kedua puncak wabah.

Posisi zona biru Sumedang, harusnya menjadi titik terang melandainya wabah di Sumedang. Namun faktanya, Sumedang masih digandrungi peningkatan dan penularan pasien wabah. Terbukti puluhan korban harus diisolasi pasca penanganan satu pasien covid-19.

Menormalkan semua aktivitas akan mempersulit penanganan masalah wabah. Wabah tidak akan terhenti bila masyarakat tidak menahan dan menjaga diri dari semua aktivitas, apapun bentuknya. Namun, tentunya kedisplinan masyarakat ini harus didukung sepenuhnya dengan kebijakan yang dikeluarkan pemerintah agar masyarakat peka terhadap bahayanya wabah.

Baca Juga:  Manfaatkan Liburan untuk Ajari Anak Hal Positif

Pemberlakuan kebijakan harus diiringi penanganan wabah secara tuntas. Islam memiliki resep kebijakan dalam menyelesaikan masalah pandemi, yaitu dengan menjalani penguncian tempat yang sudah tercemari wabah secara ketat. Serta ada penegasan pada orang-orang yang telah terindikasi agar mengisolasi diri di rumah supaya wabah tidak meluas.

Abu Salamah bin Abdurrahman berkata; saya mendengar Abu Hurairah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam beliau bersabda: “Janganlah kalian mencampurkan antara yang sakit dengan yang sehat” (HR. Bukhari).

Dengan praktek penguncian nyawa masyarakat dapat terselamatkan dari wabah. Meskipun, kebijakannya mempertaruhkan hal lain termasuk ekonomi. Namun, dalam situasi pandemi, Islam mewajibkan nyawa lebih berhak dilindungi seperti yang telah tercantum dalam Al Qur’an.

“Barang siapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan dimuka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya . Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya.” (QS. Al-Ma’idah [5]: 32).

Baca Juga:  Titah Puan Maharani: Pemerintah Harus Fokus Penyelamatan Korban Bencana Alam!

Selain ikhtiar menyelamatan nyawa, Pemerintah juga wajib memenuhi kebutuhan masyarakat. Siap menanggung beban masyarakat yang sering dikeluhkan. Yaitu kesulitan memenuhi kebutuhan, apalagi ketika mereka di lockdown. Pemerintah menjamin bahwa bansos-bansos yang disalurkan diatur semaksimal mungkin agar tersalurkan secara tepat dan juga layak.

Penjaminan ini mendorong mereka agar bisa hidup sehat serta disiplin sesuai kebijakan yang diberlakukan. Sinergisitas antara masyarakat dan pemerintah pun dapat tercipta sebab mereka saling mempertanggungjawabkan kewajiban dan haknya masing-masing. Wabah pun dapat tertangani dengan tepat. Wallahua’lam bishshowwab. (*)

Isi tulisan ini menjadi tanggung jawab sepenuhnya penulis.