Shahnaz Haque: Kembangkan Energi Positif dalam Diri Siswa

Penulis: Bram Herdiana, Guru SMK ParTelkom Bandung

Shahnaz Haque, aktifis anak-anak, pembawa acara dan artis Indonesia, hadir dalam acara Talking-Talking Santuy yang di gelar oleh SMK ParTelkom Bandung, pada pertengahan bulan Oktober 2021, melalui zoom meeting dengan topik Mental Health. Perempuan keturunan Madura, Belanda, Pakistan dan Perancis tersebut memberi pencerahan kepada para siswa-siswi dan guru tentang kesehatan mental dengan gaya uniknya yang selalu penuh keceriaan.

Shahnaz Haque mengatakan bahwa, ada sembilan anak tangga emosi yang dimiliki setiap orang. Tangga ke satu sampai dengan ke enam merupakan tangga atau level energi negatif, sedangkan dari tujuh sampai dengan ke Sembilan adalah tangga energi positif. Jadi dalam jiwa kita ada dua energi yaitu energi positif dan negatif yang terurai ke dalam Sembilan tangga emosi.

Baca Juga: Begini Cara Menghilangkan Jerawat Pasir Atau Bruntusan Menurut dr. Saddam Ismail

Baca Juga:  Karawang Kehilangan PAD Sekitar Rp300 Miliar, Ini Kata Sekda

Baca Juga: Gus Halim: Alhamdulillah PLN Siap Penuhi 100 Persen Desa Teraliri Listrik Tahun 2024

“Energi negatif adalah Apatis atau kurang semangat, sedih, takut, rakus, marah dan sombong. Adakalanya kita atau anak-anak berada di level ke enam yaitu sombong dengan menunjukkan kelebihan kemampuan atau kepintaran dan lain-lain. Sombong juga merupakan self esteem atau harga diri tetapi bisa diperbaiki melalui ucapan atau tindakan,” ungkapnya.

Baca Juga: Banjir Nias Belum Surut, 31 KK di DesaBio’ut Ngungsi ke Dataran Tinggi

Baca Juga: Hoax! WHO Akui 500 Ribu Warga Amerika Mati Karena Vaksinasi Covid-19

“Sementara energi positif dalam jiwa kita adalah semangat, menerima dan damai. Energi-energi tersebut yang harus kita kembangkan agar hidup ini terasa membahagiakan. Bahagia adalah tanda-tanda keunikan dalam hidup.” kata perempuan lulusan Teknik Sipil UI ini.

Baca Juga:  Dua Orang Mantan DPRD Kota Bandung Terbukti Melakukan Korupsi, Begini Kata Jaksa KPK

Dia juga menambahkan bahwa kita atau anak-anak diharapkan selalu berada di dalam level Sembilan yaitu damai. Jadi damai itu artinya bisa berdamai dengan situasi dan keadaan apapun.

“Contoh berdamai dengan keadaan di rumah atau di sekolah. Ketika anak-anak merasa keadaan tersebut, misalnya tidak sesuai dengan harapan gurunya atau teman-temannya kurang asyik, maka kita harus berupaya membuat kondisi itu menjadi asyik. Jangan selalu berharap kepada orang lain, justru kitalah yang harus memberikan impact. Tidak menyerah dengan keadaan tetapi harus be creative,” tegas Shahnaz Haque yang pernah divonis kanker ovarium.

Baca Juga: Hoax! WHO Akui 500 Ribu Warga Amerika Mati Karena Vaksinasi Covid-19

Baca Juga: Meski Ada Kasus Covid-19, Sekolah di Kota Bandung Ini Tetap Gelar PTM Terbatas

Shahnaz juga menyatakan bahwa orang-orang yang dapat yang bertahan hidup bukanlah orang-orang pintar tetapi orang-orang yang cerdas. Orang cerdas merupakan orang yang memiliki pemikiran yang tajam. Selain itu, otak yang terdidik bukanlah yang bisa menjawab setiap pertanyaan akan tetapi orang yang banyak memiliki pertanyaan.

Baca Juga:  Kuliner Khas Purwakarta yang Sampai ke Benua Amerika

“Sementara itu anak-anak bisa memulai bergerak dengan melakukan hal-hal kecil tetapi memiliki dampak besar atau small thing big impact,” kata Shahnaz Haque yang tampil menggunakan baju warna hitam.

Acara Guest Lecture atau Talking-Talking Santuy yang berlangsung hampir 90 menit itu di buka oleh Kepala Sekolah, Kadhafiah Hilmi, S.Pd yang dengan ramah dan hangat menyapa Shahnaz Haque serta para guru dan siswa-siswi. Acara yang di mulai pada pukul 10.30 tersebut di pandu oleh Ida farida, S.Pd, Guru tata boga dan staf kurikulum SMK ParTelkom Bandung. ***