Wagub Uu Minta Milenial Gunakan Medsos Untuk Sarana Keagamaan

JABARNEWS | CIAMIS – Banyaknya aplikasi maupun konten media sosial yang menjurus ke perilaku asusila atau konten yang mengandung unsur negatif, Wakil Gubernur Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum menyebut bahwa dalam upaya menekan konten negatif yang dapat mempengaruhi generasi muda di era sekarang. pemerintah telah berusaha memblokir

Wagub Jabar, Uu Ruzhanul Ulum mengatakan saat ini pemerintah sudah berusaha untuk memblokir media sosial maupun konten aplikasi media sosial yang bernuansa asusila maupun issu hoaks yang sering kali meresahkan masyarakat.

“Digital merupakan kebutuhan yang tidak bisa dihindari, kebutuhan seseorang hari ini tidak terlepas dari digital, kalau jaman dulu kan kalau tidak bawa Handphone sudah biasa, namun di era jaman digitalisasi sekarang kalau tidak bawa Handphone, sepertinya ada yang kurang (kokoleangan),” ujarnya usai membuka Workshop Literasi Digital untuk Remaja Mesjid di Priangan Timur dengan tema RAMATLOKA (Remaja Mesjid Digital Bangun Solusi Sosial), di Gedung Bappeda Ciamis, Sabtu siang (1/2/2020).

Baca Juga:  Waduh, Erick Thohir Temukan 53 Kasus Korupsi Di BUMN

Uu mengatakan, dengan jamannya era digitalisasi ini, kita harus benar-benar memanfaatkan untuk kebaikan, jangan sampai loncatan-loncatan digital ini dimanfaatkan untuk memadharatkan umat, seperti dipakai hoaks, adu domba dan dipakai untuk hal-hal yang lain yang mengandung negatif.

“Tetapi harapan kami dengan adanya penemuan teknologi komputer dan teknologi digital, masyarakat harusnya menggunakan konten tersebut untuk dipakai untuk kemajuan masyarakat Jawa Barat, kemajuan Agama dan juga untuk meningkatkan persatuan dan kesatuan,” harapnya.

Oleh sebab itu menurut Uu, melalui Workshop Literasi Digital untuk Remaja Mesjid di Priangan Timur dengan tema RAMATLOKA ini sangat penting dan bermanfaat dalam upaya meningkatkan gerakan-gerakan remaja mesjid di era digitalisasi.

Uu memandang bahwa remaja itu adalah usia yang sedang mencari bentuk kehidupan dan jati diri, maka kenapa banyak anak muda yang terjerumus kepada hal-hal yang tidak sesuai dengan norma agama, karena mereka tidak ada yang mengarahkan.

Baca Juga:  Jelang Idul Adha, Harga Domba Kurban di Cianjur Merangkak Naik

Uu berharap, melalui kegiatan ini remaja mesjid mampu mengajak teman-teman sebayanya, baik teman sekelas maupun sekampung untuk masuk kepada wilayah gerakan-gerakan kegiatan di mesjid yang bernuansa keagamaan, bawa anak muda ini supaya sibuk bergerak dalam nuansa religi, disamping tidak akan tergiur dengan hal yang negatif, juga mereka akan memiliki keilmuan dan ketaqwaan, jadi disinilah fungsinya generasi muda dalam pembangunan moral dan akhlak khususnya kaum milenial.

“Kebanyakan orang tua tidak bisa menyentuh, misalnya ada anak muda berusia 17 tahun, lalu diajak oleh Ajengan untuk berbuat sesuatu, tapi tidak tersentuh, mengapa?, karena anak muda tersebut tidak paham, bagaimana psikologi anak muda tersebut, jadi yang paham psikologi anak muda itu anak muda lagi, jadi anak muda prima mesjid ini harus bermamfaat dan membawa lingkungan generasi muda kearah yang positif.

Baca Juga:  BMKG: Maluku Diguncang Gempa 7,1 SR Merupakan Gempa Dangkal

Menurut Uu, media sosial ini seperti sebuah kendaraan, bisa dibawa pengajian jadi manfaat, bisa dibawa juga kepada hal yang negatif, artinya medsos pun bisa dibawa kemaslahatan atau kemadharatan, oleh sebab kendali medsos ada ditangan kita sendiri.

“Uu menyebut bahwa pengguna media sosial di Indonesia tercatat sebanyak 120 Juta orang, sedangkan untuk masyarakat di Pula Jawa sebanyak 55 persen pengguna medsos, dan pengguna medsos di Jawa Barat sebanyak 22 persen, dari kalkulasi tersebut, penggunaan medsos di Jawa Barat tercatat lumayan cukup banyak, oleh karena itu bijaklah menggunakan media sosial.

“Karena jejak digital itu sangat luar biasa, dan ada bekasnya, kalau dulu ucapan adalah harimau mu, kalau sekarang jari adalah harimau mu, makanya saya katakan tadi kembali kepada diri kita untuk bijak dalan menggunakan media sosial,” tandasnya. (CR1)