Siap-Siap, Ini Info Penting buat Anak Sekolah di Cimahi

JABARNEWS | CIMAHI – Bekerja sama dengan Dinas Kesehatan, Dinas Pendidikan Kota Cimahi melakukan rapid test terhadap ratusan guru di Selasar Gedung B Pemkot Cimahi. Hal itu sebagai persiapan untuk Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS).

Kepala Disdik Kota Cimahi Harjono memastikan, tahun ini Pemkot Cimahi tetap akan melaksanakan BIAS, meski sudah dua kali tertunda. “Rencananya BIAS akan dilaksanakan awal November 2020,” kata Harjono, Rabu (14/10/2020).

Dia menekankan, BIAS di Cimahi dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Orangtua diimbau membawa anaknya ke sekolah sesuai jadwal, yang akan dirilis dalam waktu dekat.

Baca Juga:  Ridwan Kamil: Jawa Barat Menuju Birokrasi Digital

Awalnya, pemberian imunisasi khusus bagi anak Sekolah Dasar (SD) kelas I atau usia 6-7 tahun itu direncanakan September lalu. Namun, rencana itu terpaksa ditunda karena belasan guru di Cimahi terkonfirmasi positif Covid-19.

Skenario pun dibuat dengan menjadwalkan BIAS awal Oktober ini. Akan tetapi, pelaksanaannya lagi-lagi harus ditunda, dengan alasan bahwa kajian dari tim epidemiologi menyatakan bahwa kasus Covid-19 di Cimahi masih tinggi.

“Mudah-mudahan awal November grafiknya landai dan kondisi sudah zona kuning, sehingga aman untuk dilakukan bulan imunisasi,” kata Harjono.

Baca Juga:  KLB Partai Demokrat Sahkan Moeldoko Sebagai Ketua Umum

Dia menegaskan, imunisasi yang akan difokuskan pada disentri dan tetanus ini sangat penting untuk menambah kekebalan tubuh anak. Oleh karena itu, Disdik meminta para orangtua beserta anaknya hadir sesuai jadwal.

“Kami akan rapatkan lagi bagaimana teknisnya. Yang pasti, kami tidak akan membuat kerumunan dan tetap sesuai protokol Covid-19,” sebut Harjono

Sebagai persiapan, terang dia, sekitar 250 guru diminta untuk mengikuti rapid test. Guru-guru itu berasal dari 115 SD negeri dan swasta di Cimahi, di mana terdapat guru yang dinyatakan reaktif Covid-19.

Baca Juga:  Larangan Mudik Sukses Bikin Ruas Tol Cipularang Sepi

“Hasilnya, ada seorang guru yang dinyatakan reaktif dan harus menjalani swab test. Tadinya mau hari ini, tapi puskesmas sudah tutup, jadi besok dilanjutkan. Yang bersangkutan harus menjalani isolasi mandiri sampai hasilnya keluar,” katanya.

Harjono menambahkan, para guru yang melakukan rapid test kali ini adalah mereka yang akan bertugas mendampingi sekitar 7.000 siswa SD kelas I saat pelaksanaan imunisasi nanti.

“Kalau guru yang reaktif itu mendapat hasil swab test positif, nanti akan dirawat. Namun, sekolah yang gurunya tidak ada kasus positif tetap akan melalukan imunisasi,” tandasnya. (Yoy)