JABAR NEWS | PURWAKARTA – Peringatan Hari Buruh Internasional yang jatuh pada setiap tanggal 1 Mei diperingati berbeda di Kabupaten Purwakarta Provinsi Jawa Barat. Biasanya, orasi yang berisi tuntutan perbaikan kesejahteraan selalu disuarakan dalam aksi tahunan tersebut.
Namun, tuntutan tersebut tidak terdengar di Purwakarta karena para buruh merayakan ritual buruh sedunia tersebut dalam bingkai kegiatan Karnaval Budaya Nusantara.
Halaman kampus Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) cabang Purwakarta menjadi titik kumpul para buruh yang tergabung dalam Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI), Senin (01/05/2017).
Para buruh yang berkumpul sejak Pukul 13.00 WIB itu tampak membawa atribut kesenian dari berbagai daerah mulai dari Tanjidor, Kuda Lumping, hingga Genye dan manusia tanah yang menjadi kesenian khas Purwakarta.
Seluruh peserta aksi pun tampak membawa beras yang mereka masukan ke dalam botol, untuk dikumpulkan dan disumbangkan kepada seluruh masyarakat penerima jatah beras sejahtera di Purwakarta. Kabupaten Purwakarta memiliki istilah sendiri untuk beras tersebut, yakni beras perelek.
Salah satu penampilan Karnaval Budaya Nusantara yang dilaksanakan para buruh dalam peringatan May Day 2017 di Purwakarta, Senin (01/05/2017). (Foto: Red)
Jajang (25) salah seorang buruh, warga Cipaisan, Kabupaten Purwakarta mengaku antusias mengikuti kegiatan yang terselenggara atas kerjasama KC FSPMI Purwakarta dengan Pemerintah Kabupaten Purwakarta tersebut.
Ia juga menilai terdapat perbedaan kentara antara Peringatan Hari Buruh di Purwakarta dengan daerah lain yang berlangsung ricuh.
“Alhamdulillah, aksi ini berjalan tenang dan damai. Baru saja saya baca di media online, daerah lain mah rusuh, ada bakar-bakaran,” jelas Jajang yang sehari-hari bekerja di salah satu pabrik otomotif di Purwakarta tersebut.
Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi yang terlihat mengikuti Long March dari Kampus UPI Purwakarta di Jalan Veteran menuju Lapang Sahate di Jalan KK Singawinata pun menuturkan, buruh di Kabupaten yang ia pimpin memiliki kedewasaan dalam pengungkapan pendapat sehingga setiap aksi berlangsung secara elegan.
Ia menilai cara ini sama sekali tidak mengurangi esensi penyampaian aspirasi, sebab banyak cara yang bisa dilakukan tanpa harus merugikan pihak lain.
“Ini lebih elegan, esensinya sama. Para buruh ingin ada aspirasi yang disampaikan kepada pihak perusahaan mereka masing-masing, ada pengumpulan tanda tangan, nantikan bisa mereka selesaikan secara bipartit. Sebagai bentuk dukungan, saya pasti ikut tanda tangan,” jelas Dedi.
Dalam acara tersebut juga tampak terlihat berbagai spanduk berisi tuntutan para buruh kepada perusahan tempat mereka bekerja. Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi pun sempat menaiki mobil komando dan memberikan semangat juga imbauan agar peserta aksi menjaga kebersihan dan ketertiban. (Red)
Jabar News | Berita Jawa Barat