Charlie Hebdo Kembali Cetak Kartun Nabi Muhammad, Ternyata Ini Alasannya

JABARNEWS | BANDUNG – Majalah kartun satir asal Perancis, Charlie Hebdo kembali mencetak kartun Nabi Muhammad dalam edisi terbarunya, yang terbit pada Rabu (2/9/2020).

Dalam edisi tersebut, Charlie Hebdo menampilkan belasan kartun yang mengejek Nabi Muhammad. Termasuk gambar yang memicu protes besar saat pertama kali diterbitkan, pada 2006 lalu.

Keputusan untuk mencetak ulang kartun tersebut memicu amarah umat muslim di Pakistan, Iran, Turki, dan Mesir. Demonstrasi anti-Perancis pecah, hingga aksi pengusiran Duta Besar Perancis.

Charlie Hebdo menyebutkan alasan penerbitan ulang kartun Nabi Muhammad. Kartunis majalah Charlie Hebdo dengan nama pena Juin, saat dihubungi AFP, menganggap penting untuk menerbitkan ulang.

Baca Juga:  Jika Tak Lagi Jabat Presiden, Jokowi Lebih Pilih Jadi Rakyat Biasa daripada Pejabat PBB

“Kami bekerja berdasarkan prinsip bahwa beberapa orang tidak mengetahui kartun tersebut. Beberapa bahkan belum lahir ketika diterbitkan Charlie pada 2006, dan mereka perlu memahami mengapa serangan itu terjadi,” kata Juin.

Menurut dia, cetak ulang kartun Nabi Muhammad dibenarkan dengan alasan kebebasan berpendapat. Meski begitu, dia mengabaikan ihwal penistaan agama.

“Hak penistaan dan kebebasan berpendapat ada jika kami menggunakannya. Bagi kami, cetak ulang kartun itu bisa dibenarkan, karena menunjukkan hak-hak ini masih ada dan memungkinkan kami untuk mempertahankannya,” katanya.

Baca Juga:  Ngatiyana Harapkan Semua Guru Honorer di Cimahi Lulus Seleksi PPPK

Edisi majalah Charlie Hebdo yang memajang kartun Nabi Muhammad dilaporkan ludes terjual dalam sehari, dengan distribusi tiga kali lebih banyak dari kuota cetak normal.

Charlie Hebdo bahkan berencana untuk menerbitkan 200.000 eksemplar tambahan yang akan tersedia di kios-kios koran Perancis mulai Sabtu (5/9/2020).

Charlie Hebdo didirikan pada tahun 1970 oleh François Cavanna dan Profesor Choron. Dari awal, Charlie Hebdo sudah memosisikan sebagai mingguan satir.

Baca Juga:  Bupati Bogor Beberkan 3 Strategi Atasi Macet di Puncak

Charlie Hebdo sekaligus menjado simbol provokasi atau bahkan pelanggaran bagi sebagian orang, namun lambang kebebasan berekspresi bagi orang lain.

Sejak terbit, kartun Charlie Hebdo tidak pernah berhenti menjadi kontroversi, terutama tentang isu-isu agama. Pada tahun 2006, penerbitan dua belas karikatur Nabi Muhammad menjadi isu besar internasional.

Pada 7 Januari 2015, saat Said Kouachi dan Cherif Kouachi menembaki kantor majalah itu secara membabi buta di Paris. Total 12 orang termasuk beberapa kartunis ternama Perancis tewas. (Red)