Mengenal Kuda Renggong Sebagai Kesenian Tradisional Sumedang Jawa Barat

JABARNEWS | BANDUNG – Kuda Renggong adalah salah satu seni pertunjukan helaran yang berasal dari Kabupaten Sumedang. Kata renggong merupakan metatesis dari kata ronggeng yang berarti kamonesan (keterampilan).

Cara berjalan kuda yang dilatih menari dan mengikuti irama musik yang didominasi oleh kendang. Kesenian ini sering dijadikan hiburan arak-arakan anak khitanan atau sunat, menerima tamu kehormatan, perayaan hari besar, dan pengisi acara dalam helaran atau festival.

Dahulu, Kuda Renggong pertama kali muncul di desa Cikurubuk, Kecamatan Buah Dua, Kabupaten Sumedang dan terkenal dengan sebutan kuda igel atau kuda menari.

Baca Juga:  Waspada Uang Palsu Berdar di Purwakarta, Ini Faktanya

Kesenian ini merupakan pertunjukan rakyat yang berbentuk helaran (pawai atau karnaval) yang menampilkan satu sampai dengan empat ekor kuda. Dalam perkembangannya, Kuda Renggong mengalami perkembangan yang cukup pesat dan tersebar ke berbagai daerah di kecamatan dan di luar Kecamatan Buahdua dan Kabupaten Sumedang.

Musik pengiring berkembang dari waktu ke waktu sehingga memunculkan kreasi yang berbeda-beda. Musik pengiring Kuda Renggong biasanya cukup sederhana seperti Alat musik yang dipakai terdiri dari goong, trompet, genjring kemprang, kendang, bedug, ketuk, dan kecrek.

Baca Juga:  Hasil Patroli Siber, Polda Jabar Ungkap 2 Tersangka Hoaks Corona

Ditambah pembawa alat-alat pengeras suara seperti speaker toa, mike sederhana, dan ampli sederhana. Sementara itu, musik pengiring Kuda Renggong dalam sebuah festival biasanya lebih canggih dengan penambahan bass, gitar elektrik, terompet, simbal, drum, tamtam, keyboard organ, trombon dan piston.

Kostum yang dipakai adalah kostum kuda utama dan kostum kuda pendamping. Kostum Gatotkaca yang dipakai pengantin sunat (jika acara khitanan), dan kostum untuk pengiring musik dalam helaran kuda renggong.

Jika pertunjukan dilakukan pada acara khitanan, maka kostum kuda utama harus seragam dengan warna dan motif pakaian pengantin sunat. Kuda utama yang ditunggangi pengantin sunat menggunakan mahkota dan umbul-umbul dengan warna mencolok dalam rangka membedakan kuda sebagai penampil utama dan kuda yang menjadi pendamping pada saat arak-arakan kuda renggong.

Baca Juga:  Gegara Hal Ini Bupati Karawang Dapat Teguran dari Kemendagri

Kostum kuda pendamping disarankan tidak mengikuti kostum pengantin yang menungganginya, hanya saja warna yang digunakan disesuaikan dengan warna yang telah disepakati dengan keluarga yang melaksanakan hajatan. Kostum kuda renggong disediakan sendiri oleh kelompok pengiring musik. (Red)