Marathon Nonton Drama Korea Bisa Memicu Penyakit? Ini Kata dr. Decsa Medika Hertanto

JABARNEWS | BANDUNG – Kerap menjadi pertanyaan, apakah marathon nonton drama Korea, nonton tv dan bermain game bisa memicu penyakit?

Dilansir JabarNews.com dari postingan Instagram @dokterdecsa yang diunggah pada 25 Oktober 2021, dr. Decsa Medika Hertanto mengatakan bahwa kegiatan seperti marathon nonton drama Korea, nonton tv dan bermain game bisa memicu penyakit apabila dilakukan terlalu lama.

“Karena semua aktivitas seperti nonton drama Korea dan nggak ngapa-ngapain bikin tubuh inaktif dan mengeluarkan sedikit energi yang bisa menjadi pemicu penyakit,” katanya.

Baca Juga:  Mengenal Lima Program Perpustakaan Unggulan di Purwakarta, Mulai Maranggi hingga Ngala Manggu

Baca Juga: Oded M Danial: Kami Ingin Perbanyak Relaksasi Semua Tempat Publik, Tapi..

Baca Juga: Hoax! 600 Pelajar China Disuntikan Vaksinasi Kosong

Contohnya, ia mengatakan jika serial drama korea adalah sekitar 60 sampai 75 menit, biasanya dibuat marathon. Total sampai tamat pada 16 episode sekitar 17 sampai 18 jam duduk atau rebahan di depan layar.

Baca Juga:  Cabup Karna Sobahi: Jangan Euforia Kemenangan Berlebihan

Baca Juga: Demo Buruh di Depan Kantor Pemkab Purwakarta, Begini Tuntutannya

Baca Juga: Penuh dengan Luka, Wanita Keturunan Tionghoa Ditemukan Tewas Di Kawasan Hutan Indramayu

Padahal, menurut dr. Decsa Medika Hertanto duduk lebih dari 10 jam perhari bisa meningkatkan berbagai macam resiko berbahaya seperti serangan jantung, meningkatkan obesitas, stroke diabetes dan masih banyak lagi.

Apalagi ketika nonton drama Korea hingga begadang, menurutnya kurang tidur bisa meningkatkan resiko penyakit komorbid. Ini bisa menyebabkan aktifitas di esok harinya semakin loyo dan masih banyak lainnya seperti nyeri punggung dan pusing.

Baca Juga:  Hendak Dijual, Enam Ekor Sapi Milik Warga Majalengka Ini Malah Terpapar Penyakit PMK

Baca Juga: Menurut Bidan Kriwil Ternyata Ini yang Bisa Jadi Penyebab Ibu Tega Menyakiti Bayi

Baca Juga: Kisah Desi ‘Belah Semangka’, Bertawaran Harga di Balik Perkara

“Apalagi jika hal tersebut dilakukan terus, beresiko diabetes, hipertensi dan stroke mungkin bisa hinggap lebih cepat,” ungkapnya. ***