LPA Majalengka: Predator Anak Biasanya Orang Dekat

JABARNEWS | MAJALENGKA – Sepanjang Januari 2019, pihak Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Kabupaten Majalengka mencatat ada 10 kasus pelecehan terhadap anak. Mayoritas pelaku atau predator ini merupakan orang terdekat yang tinggal di sekitar rumah maupun lingkungan dekat rumah.

‎Ketua Umum LPA Majalengka, Aris Prayuda mengatakan, kasus kekerasan terhadap anak kerap dilakukan orang terdekat. Kedekatan itu untuk menutupi tindakannya, sehingga tidak dicurigai masyarakat tempatnya beraksi. Pihaknya mencatat selama sebulan di bulan Januari 2019 ada 10 kasus.

Baca Juga:  Soal Pengelolaan Dana Desa 2021, Ini Yang Diharapkan Wamendes Budi Arie

‎”Ini sangat memprihatinkan, selama sebulan di Januari ini, kami mencatat ada 10 kasus pelecehan. Untuk menutupi kejahatannya, umumnya predator sangat dekat dengan aktivitas masyarakat,” ungkapnya, kepada Jabarnews.com, Rabu (6/2/2019).

Aris menambahkan ‎sebagai contoh, kasus bapak tiri menggauli anaknya selama empat tahun, kakek menggauli cucunya hingga hamil dan masih banyak lagi. Meski aksi disertai dibujuk rayu dan ancaman, namun termasuk orang paling terdekat di lingkungan anak yang menjadi korban.

Menurutnya, baik di ranah privat dan publik. Pelaku kekerasan terhadap anak umumnya memiliki kedekatan dengan anak-anak.

Baca Juga:  [INFOGRAFIS] Ini Perbekalan Standar untuk AKB

“Umumnya predator selalu sangat dekat dengan korban. Kami mengimbau agar orangtua waspada pada lingkungannya dan menjadi lini terdepan menjaga serta melindungi anak,” ujarnya.

Aris menuturkan anak dari pelaku kekerasan terhadap anak juga rentan menjadi korban pelecehan. Pada ranah ini, ia menyebut pentingnya peran masyarakat yang peduli dengan keadaan di sekitar lingkungannya. Anak pelaku juga sangat rentan menjadi korban orangtuanya sendiri.

Baca Juga:  3.798 Peserta SKD CPNS Kota Bandung Lolos Passing Grade

“Makanya, kalangan lain, masyarakat juga perlu berpartisipasi, menjadi masyarakat yang peduli dengan lingkungannya,” tandasnya.

Sementara itu, salah seorang ibu rumah tangga yang punya anak perempuan, Hadijah mengaku miris sekaligus tetap waspada, ketika melihat pemberitaan tentang asusila yang pelakunya justru orang dekat.

“Saya selaku orangtua cukup miris, masa iya kakek menggauli cucunya sendiri. Tapi itu semua membuat saya semakin waspada untuk menjaga anak perempuan saya,” ungkapnya. (Rik)

Jabarnews | Berita Jawa Barat