Polemik Pernikahan Dini di Bandung Solusi Atau Masalah

JABARNEWS I BANDUNG – Pernikahan dini menurut pakar hukum Deni Saputra SH itu tidak diperkenankan.

Batasan pernikahan di Indonesia berdasarkan undang-undang perlindungan anak usia yang diperbolehkan adalah perempuan 16 tahun dan laki-laki 19 tahun.

“Pernikahan yang belum cukup umur selain merampas hak pendidikan juga tidak baik secara psikologis dan kesehatan mereka,” kata Deni, Minggu (10/3/2019).

Hal senada diucapkan oleh Psikolog Eliva Azhari, S.Psi, bahwa usia pernikahan yang wajar menurutnya diatas 21 tahun untuk wanita dan 25 tahun untuk pria.

Pasalnya mereka yang menikah dibawah umur 18 tahun menurutnya itu tidak wajar karena belum matang, organ intim dan reproduksinya sedang berkembang.

“Diusia itu mental anak masih belum stabil, dikhawatirkan mengganggu perkembangan mental si anak karena belum dewasa mereka harus menanggung hidup yang berat layaknya orang dewasa,” ucapnya.

Untuk diketahui, warga Desa Cibiru Hilir dikejutkan dengan pernikahan dini yakni RD (14) dan DW (13).

Kedua pengantin yang belum cukup umur itu menikah karena suka sama suka. Kedua orang tuanya terpaksa menikahkan mereka karena takut terjadi fitnah.

Baca Juga:  Sadis, Buruh Pabrik Ini Nekat Bunuh Bayinya Sendiri

Kisah nyata dua insan yang dimabuk cinta rupanya tidak memandang usia. RD adalah pria yang baru kelas 2 SMP dan baru berusia 14 tahun nekat melamar DW teman sekelasnya.

Menurut Ajat orang tua RD, setiap malam anak laki-lakinya itu sering datang ke rumah pacarnya DW. Orang tua DW sudah meninggal dunia dan ia hanya di urus kakaknya. Sempat dilarang dan fokus sekolah, namun RD bersekekeuh ingin menikah dengan DW.

“Anaknya emang nakal, saya sudah jengkel. Dia sering keluar malam ketika saya sudah tidur tiba- tiba dia sudah tidak ada menemui kekasihnya. Ya sudah saya juga bingung ya terpaksa menikahkan mereka,” ungkap Ajat saat ditemui, Minggu (10/3/2019).

DW (13) setelah pernikahannya digelar terpaksa harus berhenti sekolah. Ia memilih menjadi ibu rumah tangga dan sekarang sudah hamil 6 bulan. Menurutnya ia sangat mencintai RD dan dia rela putus sekolah demi menikah dengan sang pujaan hatinya.

Baca Juga:  Antisipasi Keramaian, Takbiran Keliling Dilarang di Kota Cirebon

Namun sang pria tetap melanjutkan sekolahnya sampai tamat SMP. Ditanya soal nafkah saat ini mereka berdua masih dihidupi oleh orang tua pria.

“Ya masih suka minta ke mamah sama bapak kalau mau jajan. Entar kalau udah tamat SMP rencananya mau kerja mau jualan saja untuk menghidupi anak saya yang bentar lagi mau lahir, dan istri saya katanya mau jualan di PAUD kalau anak saya sudah besar,” tutur RD.

Polemik pernikahan dini tak hanya terjadi di Desa Cibiru Hilir, pasalnya di Cililin ada seorang wanita yang masih kelas 5 SD yang rela menikah dengan pria berumur 19 tahun hanya karena ingin punya handphone.

IA anak kelas 5 SD terpaksa putus sekolah hanya karena menikah dengan TT (19). IA mengaku awalnya cemburu dengan teman-teman sekelasnya yang mempunyai hanphone kamera.

Menurut orang tua IA, mereka belum bisa membelikan anaknya handphone karena keterbatasan ekonomi. Orang tua IA hanya seorang buruh tani yang gajinya hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari.

Baca Juga:  Cetak Wirausahawan Baru, Jokotri Mulai Program Bantuan 1000 Gerobak Di Purwakarta

“Awalnya dia terus minta handphone, mah eneng pengen HP temen- temen mah udah pada punya, hanya Eneng yang gak punya HP. Dia terus bilang gitu, da bukannya gak mau kita beliin. Jangankan untuk beli HP makan aja masih untung kita,” jelas Sri orangtua IA.

Suami IA adalah seorang tukang Ojeg di kampunya. IA mengaku kalau dia sering naik ojeg suaminya dulu dan pria ini sering memberinya uang.

“Dulu suami saya sering nganter saya ke sekolah. Kadang kala gratis terus orangnya baik banget. Saya sempat curhat pengen handphone, ya gitu dia bakalan beliin saya handphone asal mau menikah dengan dia,” ungkap IA.

Kedua orangtua IA mengaku tidak ada masalah mengenai pernikahan anaknya. Pasalnya keluarga IA juga menikah muda dan menurut orangtuanya mereka mengaku bangga dengan anaknya yang cepat dapat jodoh. (San)

Jabar News | Berita Jawa Barat