Untuk Pertama Kalinya FSAI Diadakan di Bandung

JABARNEWS | BANDUNG – Pertama kalinya, Festival Sinema Australia Indonesia (FSAI) diadakan di Bandung pada Sabtu malam (23/03/2019) di CGV Paskal kota Bandung.

Memasuki tahun keempat, FSAI 2019 menghadirkan film-film terbaik dari Australia dan Indonesia secara gratis bagi penonton di Iima kota, yakni Bandung, Makassar, Surabaya, Mataram-Lombok dan Jakarta.

Akhir pekan lalu di Jakarta, FSAI mencapai 1.300 penonton bioskop dan mendapat ulasan positif dari berbagai media nasional.

“Warga Australia dan Indonesia sama-sama memiliki kecintaan terhadap karya visual, terutama film,” kata Duta Besar Australia untuk Indonesia, Gary Quinlan.

Baca Juga:  Begini Cara Bodrex Dukung Percepatan Pengendalian Covid-19 di Indonesia

Menurut Gary, Film adalah salah satu media terbaik untuk menumbuhkan pemahaman yang lebih besar tentang negara dan budaya lain dan platform yang hebat untuk menghubungkan para sineas Australia dan Indonesia.

Festival di Bandung dibuka pada tanggal 23 Maret dengan pemutaran film Australia pemenang penghargaan Ladies in Black, sebuah film berlatar tahun 1959 yang menunjukan awal mula transformasi Australia menjadi negara multikultural seperti sekarang ini dan kebangkitan kemerdekaan perempuan di masyarakat.

“Ini mengangkat kisah seorang gadis bernama Lissa yang pada zaman dahulu, seorang perempuan yang ingin sekali melanjutkan kuliah. Jadi film ini mengenalkan budaya Australia ke Indonesia”, ujar Lidya Trotter kepala bagian publik diplomasi kedubes Australia.

Baca Juga:  Pemkot Bandung Berikan Punishmen Bagi ASN Dengan Kinerja Buruk

Sebuah film dokumenter tentang salah satu seniman penduduk asli Australia paling terkenal, GURRUMUL juga ditampilkan dalam festival ini serta film remake drama Klasik keluarga Australia yang indah dan kontemporer storm boy.

FSAI selalu merayakan film-film Indonesia yang memiliki koneksi kuat dengan Australia dan tahun ini daftar film festival juga mencakup karva-karya alumni Australia asal Indonesia, termasuk film klasik modern Ada Apa Dengan Cinta? dan Ada Apa Dengan Cinta 2 dari produser Mira Lesmana, yang juga merupakan Sahabat FSAI tahun ini.

Baca Juga:  Potensi Likuifaksi Di Bandung, Ini Penjelasan Peneliti Puslit Geoteknologi LIPI

Selain menampilkan beragam film untuk penonton Bandung, FSAI juga menawarkan peluang untuk membangun koneksi antara industri film Australia dan Indonesia.

Victoria Duckett, dosen film senior dari Deakin Universit akan memberikan masterclass kepada para sineas Indonesia yang sedang berkembang di Bandung sebagai bagian dari FSAI.

Semua film gratis. Tiket untuk semua pemutaran tersedia di fsai2019.eventbrite.com. (San)

Jabar News | Berita Jawa Barat