Bupati Bogor Kunjungi Korsel Jemput Dana Hibah Rp. 132 Miliar

JABARNEWS | BOGOR – Pemerintah Kabupaten Bogor bersinergi dengan Pemerintah Kota Busan, Korea Selatan, untuk membantu PDAM Tirta Kahuripan dalam memaksimalkan distribusi air bersih. Pada bulan September mendatang Bupati Bogor, Jawa Barat, Ade Yasin akan berkunjung ke Busan, Korea Selatan untuk mengambil dana hibah senilai Rp 132 miliar yang diberikan oleh Pemerintah setempat.

Menurut Politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) itu, dana hibah tersebut merupakan lanjutan hibah peralatan water treatment senilai Rp2,8 miliar dari Pemerintah Busan, Korea Selatan beberapa waktu lalu.

Baca Juga:  Lima Tempat Wisata Pangandaran Cocok Dikunjungi Saat Liburan Lebaran

“Kita diundang ke Busan, dan kami akan diberikan hibah kembali senilai Rp 132 miliar untuk teknologi water treatment,” ujar Ade Yasin saat menerima kunjungan Bupati Hamyang, Korea Selatan, Seo Chunsu di Pendopo Bupati, Cibinong, Kabupaten Bogor, Senin (29/7/2019).

Tapi, dana yang rencana semula diserahkan langsung ke Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Kahuripan Kabupaten Bogor, pemberiannya akan diperantarai oleh Kementerian Luar Negeri dan Kementerian Keuangan, mengingat nilainya yang terbilang besar.

Baca Juga:  Sidang Gugatan Balon Bupati, Ketua KPU Purwakarta: Saya Tidak Bungkam

“Kalau ratusan miliar itu harus melalui kementerian, lalu diturunkan ke Bogor. Tetapi itu sudah fix akan kami dapat, syaratnya saya harus kunjungan balasan ke sana,” kata Ade Yasin.

Ia mengatakan, Pemerintah Busan sudah menunjukkan itikad baiknya dalam kerja sama terkait teknologi water treatment. Terbukti, aset senilai Rp2,8 miliar berupa peralatan water treatment dari Pemerintah Busan, kini sedang proses untuk bisa dipasang di Perumahan Bukit Rancamaya, Kabupaten Bogor.

Baca Juga:  Hakim Konstitusi Ingatkan Tidak Semua PHPU Pileg Berlanjut

Ade Yasin berharap, kerjasamanya dengan Pemerintah Busan, Korea Selatan bisa membantu penyediaan air bersih di Kabupaten Bogor yang belum semua terjamah oleh PDAM Tirta Kahuripan.

“Airnya pun tidak mengandalkan mata air, tapi mereka mengolahnya melalui air permukaan atau air sungai. Sehingga tidak mengganggu habitat atau eksploitasi air besar-besaran dari gunung,” tandasnya. (Ara)

Jabar News | Berita Jawa Barat