Hasilkan Diversifikasi Pangan Melalui Program ‘Hati-nya’ PKK

JABARNEWS | BANDUNG – Melalui program ‘Hati-nya PKK’, yaitu halaman asri, teratur, indah, dan nyaman. Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Jawa Barat Atalia Praratya Kamil mengajak untuk memanfaatkan lahan pekarangan dan lahan tidur dengan menanam tanaman warung hidup dan apotik hidup merupakan salah satu upaya diversifikasi bahan pangan.

“Kebutuhan pangan keluarga sudah ada di halaman, baik itu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mineralnya,” kata Atalia saat membuka Lomba Cipta Menu/Festival Pangan Lokal B2SA (Beragam, Bergizi Seimbang, dan Aman) Tahun 2019 di Gedung Sate, Kota Bandung, Selasa (13/8/19).

Baca Juga:  Lompat dari Atas Kapal, Dua Remaja di Tapanuli Utara Tewas di Dasar Danau Toba

Dalam kesempatan tersebut, Atali Tadi juga sudah saya menitipkan pesan kepada para Ketua PKK kabupaten/kota yang juga ketua Forikan (Forum Peningkatan Konsumsi Ikan).

Menurut Atalia, berbagai jenis pangan lokal mempunyai kandungan gizi baik untuk meningkatkan kesehatan masyarakat. Selain itu, pangan lokal mudah didapatkan sekaligus mendukung kemandirian pangan masyarakat.

Baca Juga:  Lagi Apes, Bibir Pawang Ular Amatir Dipatuk Kobra

“Melalui lomba ini saya berharap masyarakat dapat berkreasi untuk menciptakan dan mengembangkan aneka olahan dan resep yang B2SA, serta dapat diterapkan sebagai menu keluarga sehari-hari,” ucapnya.

“Ke depan, masyarakat Jawa Barat harus bisa menjadi masyarakat yang sehat dan cerdas dimulai dari meja makan di rumah masing-masing,” tambahnya.

Senada dengan Atalia, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat Koesmayadi TP menyatakan, peran ibu sebagai penentu pemilihan menu sehari-hari di keluarga mampu mengimplementasikan penerapan aneka olahan makanan untuk konsumsi pangan sesuai dengan potensi lokal yang ada di daerahnya.

Baca Juga:  Waduh! Habib Bahar Ditembak Orang Tidak Dikenal

“Setiap individu khususnya ibu rumah tangga tentu bertanggung jawab dalam menentukan dan menyediakan menu keluarga yang sehat. Ini untuk memberikan nilai ekonomis dan nilai tambah pengolahan dan pemanfaatan produk pangan lokal yang berkelanjutan,” kata Koesmayadi. (Red)

Jabar News | Berita Jawa Barat