Angka Kematian Ibu Hamil di Jabar Menurun

JABARNEWS | CIAMIS – Angka kematian ibu hamil dan bayi yang baru lahir di Provinsi Jawa Barat saat ini sudah mengalami penurunan, sehingga Jawa Barat mendapat apresiasi dari Menteri Kesehatan dalam upaya penurunan jumlah kematian Ibu Hamil dan Bayi yang baru lahir.

“Ibu hamil dan bayi yang baru lahir itu perlu mendapat perhatian dari semua komponen masyarakat,” ucap Dedeh Hadiyati,.SKM,.M.Kes selaku Analis Kesehatan Seksi Promosi dan Pemberdayaan Masyarakat Dinas Kesehatan Provinsi Jabar, usai kegiatan Pertemuan Sinergitas Pemberdayaan Masyarakat dan Identifikasi, Mapping Ormas/LSM dan Media di Kabupaten Ciamis, di Aula STIKes Ciamis, Selasa (8/10/2019).

Baca Juga:  Tingkatkan Imun Dengan Olahraga, Lina Marlina Minta d'ULD Maksimalkan Peran Di Masyarakat

Menurutnya, resiko kematian ibu hamil terjadi akibat berbagai faktor, seperti terlambatnya mengambil keputusan, terlambatnya rujukan dan terlambatnya penanganan saat akan melahirkan.

“Ibu hamil yang ada di Kabupaten Ciamis harus dibuat nyaman, sehingga tidak ada hal yang menyangkut keterlambatan dalam melakukan penanganan,” tegasnya.

Baca Juga:  Ditjen PPKTrans Gelar FGD Bahas Perubahan PP Nomor 3 Tahun 2014, Ini Hasilnya

Dedeh juga mengungkapkan, dalam masa proses Kehamilan, Pemerintah sudah memberikan secara gratis suplemen tablet penambah darah.

“Tablet tambah darah mempunyai kandungan untuk kecerdasan otak anak dan mencegah stunting,” kata Dedeh.

Dengan demikian, kami mengharapkan seluruh komponen masyarakat harus ikut berperan serta dalam masalah itu.

Sementara Kadinkes Kabupaten Ciamis, Dr. Engkan Iskandar mengharapkan melalui koordinasi pemberdayaan masyarakat ini, semua masyarakat bisa mengetahui berbagai masalah kesehatan dan mendapatkan jalan keluarnya.

Baca Juga:  Serahkan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah, Ridwan Kamil: Kami Sudah Sangat Baik

“Permasalahan kesehatan harus melibatkan lintas sektor, sehingga masyarakat bisa lebih paham dalam masalah tantangan kesehatan,” katanya.

Sebagai penutup Dr. Engkan menambahkan dengan adanya pelibatan lintas sektor tersebut, diharapkan masyarakat mampu untuk mengantisipasi upaya kesehatan yang preventif tanpa menunggu sakit. (CR1)