Governance dan Inovation, Kunci Raih Hati Turis Milenial

JABARNEWS | BANDUNG – Sungguh menarik mencermati tren industri pariwisata domestik belakangan ini. Terlebih di tengah terjadinya bonus demografi di negeri ini, dimana penduduk berusia muda tumbuh dengan pesat, merupakan pasar potensial pasar pariwisata di kalangan wisatawan milenial.

Ketua Pengurus Besar (PB) HMI, Ichsan menilai generasi milenial harus identik dengan, Governance (Tata Kelola) dan Inovation (Inovasi). Menurutnya, generasi milenial itu suka mencari pengalaman baru, misalnya road trips (perjalanan darat), ekeplorasi, petualangan selain itu mereka juga suka dengan hal yang sifatnya dadakan (spontanitas).

“Tidak perlu perencanaan yg panjang dalam berwisata karena mereka memiliki banyak waktu luang untuk berwisata selain itu mereka suka search and share ulasan destinasi wisata di media sosial, maka tak heran traveller food and travel blogger adalah tempat mereka mencari referensi,” kata Ichsan dalam keterangan yang diterima jabarnews.com, Selasa (12/11/2019).

Baca Juga:  Membanggakan, Siswa Madrasah Jadi Paskibra Tingkat Kabupaten Purwakarta

Mahasiswa Pasca Sarjana USAHID Jurusan Pariwisata ini, berpendapat, bahwasanya milenial merupakan konsumen wisata yang sangat potensial. Disisi lain, lanjut Ichsan, wisatawan milenial yang jumlahnya tiap tahun terus meningkat dan karakter mereka berwisata sangat suportif bagi perkembangan dunia pariwisata lokal.

“Sudah segogyanya Pemerintah dan stakeholder segera berbenah dengan melakukan tata kelola (governance) yang komprehensif, mulai dari melakukan percepatan pembangunan destinasi lokal dan pengembangan destinasi wisata yang paling banyak di kunjungi agar bisa menyesuaikan dengan selera berwisata generasi milenial saat ini,” ucapnya.

Ichsan menuturkan, jangan sampai pola konsumtif wisatawan milenial lokal kita malah dinikmati oleh negara tetangga seperti Thailand, Malaysia, Singapore. Untuk memenangkan persaingan dalam meraih hati wisatawan milenial, Pemerintah melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sudah seyogyanya menempatkan generasi milenial bukan hanya sebatas penikmat/wisatawan.

Baca Juga:  Besok Mall Boleh Buka, Ade Yasin Beberkan Sejumlah Syarat

“Dengan begitu generasi milenial akan dapat menjadi perpanjang tangan Pemerintah dalam hal mempromosikan destinasi lokal kepada publik,” ujar Ichsan.

Selain itu dalam hal inovasi, dia menjelaskan, sering dijumpai masalah klasik yang dikeluhkan oleh wisatawan, terutama wisatawan mancanegara tentang perilaku masyarakat lokal yang cenderung kurang ramah. Disatu sisi, kata Ichsan, pembangunan secara fisik dikebut, tetapi pendidikan karakter masyarakat diwilayah destinasi wisata belum dilakukan secara optimal.

“Ini menjadi suatu yg pincang, untuk itu butuh inovasi untuk merubah perilaku masyarakat di daerah wisata, agar lebih ramah terhadap wisatawan. Ini menjadi tantangan bagi Bang Tama selaku menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif saat ini,” jelasnya.

Baca Juga:  Kabar Baik dari Kemenkes, Laju Penularan Covid-19 di Indonesia Semakin Melambat, Ini Buktinya

Selain itu, Ichsan beranggapan, MICE pariwisata juga perlu berinovasi, karena sekarang ini baru Jakarta dan Bali yang menjadi kota representatif MICE, padahal potensinya sangat besar. Namun, belum tergarap secara maksimal.

“Dari rencana 10 ‘Bali Baru’ paling tidak separuhnya dari 10 Bali baru sudah memiliki MICE, yang kelasnya internasional agar menarik wisatawan milenial mancanegara berkunjung ke Indonesia,” ujar Ketua PB HMI tersebut.

Dia berharap, untuk merealisasikan hal itu butuh kerja sama yang apik baik lintas sektoral kementerian, lintas bidang, dan terintegrasi dengan kegiatan promosi pariwisata yang sudah ada.

“Harapan itu semua ada di pundak Bang Tama selaku Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif untuk lebih merubah wajah pariwisata dalam negeri. Maju terus Bang Tama,” tutupnya. (RNU)