Festival Kawin Batu di Gunung Tilu Majalengka

JABARNEWS | MAJALENGKA – Sekelompok seniman di Desa Giri Mukti, Kecamatan Kasokandel, Kabupaten Majalengka menggelar Festival Kawin Batu selama dua hari, dari tanggal 11-12 Desember 2019.

Dari namanya saja, banyak yang bertanya-tanya tentang apa itu kawin batu? Namun panitia menegaskan bahwa kawin batu itu hanya istilah filosofi saja yang berarti “jangan keras kepala seperti batu.”

Hadir dalam pembukaan festival tersebut, Wakil Bupati Majalengka, Tarsono D. Mardiyana‎. Dalam sambutannya, orang nomer dua ini mengatakan sebelumnya juga mempertanyakan terkait asal muasal istilah kawin batu yang difestivalkan.

Baca Juga:  Antara Nekat dan Berani, Pencuri di Pasar Banjarsari Ciamis Melancarkan Aksinya Siang Hari

“Namun setelah ngobrol dengan panitia, ternyata itu hanya istilah filosofi saja. Bahwa kita sebagai manusia hendaknya jangan sombong dan keras kepala seperti batu,” ungkapnya, Rabu sore (11/12/2019).

Wabup Tarsono menambahkan pihaknya juga sepakat bahwa festival seni untuk tujuan kemajuan wisata, tidak perlu ditelisik lebih detail mengenai bagaimana sejarahnya. Yang penting seni budaya dapat memberikan manfaat kepada masyarakat‎.

Baca Juga:  Waduh! Sebagian Besar Masyarakat Korban Gempa Cianjur Tak Dilindungi Asuransi

‎”Untuk meningkatkan pariwisata di Majalengka, kami pemda mendukung saja. Saya lihat, potensi di Gunung Tilu ini cukup banyak. Termasuk panjat tebing yang asyik. Saya tadi mencoba juga,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Majalengka, H. Gatot Sulaeman mengatakan festival kawin batu merupakan even festival yang digelar rutin tahunan.

“Ini bagus untuk mendukung kemajuan pariwisata di Majalengka,” jelasnya.

Baca Juga:  Diduga Epilepsi Kambuh, Seorang Wanita Ditemukan Tewas dalam Saluran Irigasi di Purwakarta

Panitia Festival Kawin Batu, Baron menambahkan di sekitar Gunung Tilu memang terdapat sejumlah potensi wisata adrenalin, salah satunya panjat tebing. ‎Pihaknya juga telah berhasil menciptakan alat musik dari batu.

“Faktanya kami berhasil membuat alat musik dari batu. Suara yang dihasilkan dari batu itu cukup enak terdengar. Pak wabup sendiri telah mencobanya. Dan mengenai kawin batu itu hanya istilah saja, supaya kita tidak keras kepala sepertibatu,” jelasnya. (Rik)