Keracunan Tutut, 1 Orang Meninggal 54 Warga Dirawat Di Rumah Sakit

JABARNEWS | KAB. SUKABUMI – Sebanyak 55 orang warga Desa Citamiang dan Sukamanis, Kecamatan Kadudampit, Kabupaten Sukabumi, keracunan olahan makanan tutut.

“Sampai hari ini ada 55 orang korban keracunan tutut. 52 kemarin, hari ini ada tiga orang yang datang ke posko. Bahkan satu di antaranya meninggal dunia. Warga tersebut memakan tutut yang dijual pedagang keliling pada Minggu (22/7) dan mulai terasa sorenya,” ujar Bupati Sukabumi, Marwan Hamami, Rabu (25/7/2018), dikutip Pojok Jabar.

Baca Juga:  Soal Pemulangan 12 Warga Jabar di Myanmar, Ridwan Kamil Terus Berkoordinasi dengan Kemenlu

Marwan mengatakan, saat kejadian, warga tidak menganggap keracunan. Namun, karena dirasa sakitnya tak sembuh, pada Senin (23/7/2018) salah satu warga berobat ke Puskesmas. Warga yang diduga keracunan selanjutnya dirujuk ke rumah sakit terdekat.

“Pada Selasa (24/7/2018) korban berinisial T (19) dinyatakan meninggal. Setelah ada yang meninggal baru masyarakat berbondong ke Puskesmas untuk memeriksakan diri,” ujarnya.

Saat ini, pemerintah desa menyisir penduduk di wilayah yang terdampak keracunan tutut. Itu untuk memantau apabila masih ada warga yang terdampak keracunan warga. Sebab, banyak dari masyarakat yang tidak hafal. Bahkan diasumsikannya masuk angin.

Baca Juga:  DPRD Bekasi: Sanksi Tegas Bagi Perusahaan Tidak Salurkan CSR

“Banyak yang mengasumsikan masuk angin. Makanya akan kita sisir untuk memantau setiap daerah,” ungkapnya

Terkait kejadian tersebut, Pemkab Sukabumi menyatakan kejadian luar biasa. Apalagi dengan jumlah korban yang banyak. Ditambah ada yang meninggal.

Baca Juga:  Ratusan Pelajar SMA di Bogor Ikut Kemah Kebangsaan

“Dua orang yang menjadi keracunan saja sudah KLB apalagi ini mencapai puluhan. Apalagi keracunan tutut ini baru pertama kali. Makanya, kita juga meminta kelurga korban meninggal untuk mengautopsi korbannya,” terangnya.

Terkait KLB ini, semua biaya akan ditanggung Pemkab Sukabumi sesuai prosedur. Sehingga tidak ada beban bagi masyarakat sampai nanti sembuh.

“Tidak ada beban bagi korban sampai nanti sembuh,” jelasnya. (Des)

Jabarnews | Berita Jawa Barat