Warga Nahdhiyin Apresiasi Program Pendalaman Kitab Kuning di Purwakarta

JABAR NEWS | PURWAKARTA – Program pendalaman Kitab Kuning yang efektif diberlakukan dalam Kurikulum Muatan Lokal di seluruh sekolah di Kabupaten Purwakarta Provinsi Jawa Barat mendapatkan apresiasi dari warga Nahdhiyin.

Setelah beberapa waktu yang lalu, program yang akan diadopsi oleh Kementerian Agama Republik Indonesia ini juga diapresiasi oleh Pengurus Besar Nahdhatul Ulama di Jakarta.

Apresiasi tersebut dilontarkan oleh Ketua Dewan Koordinasi Nasional (DKN) Garda Bangsa, Cucun Syamsurizal di sela acara pembukaan Musabaqoh Kitab Kuning (MKK) tahun 2017, Minggu (16/04/2017) di Bale Maya Datar, Kompleks Sekretariat Daerah Purwakarta, Jalan Gandanegara No 25.

H Cucun yang juga merupakan Sekretaris Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) DPR RI itu menyebut inisiasi program yang tercetus dari gagasan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi tersebut merupakan hal baru di Indonesia.

Baca Juga:  Empat Wilayah Jadi Pembangunan Strategis Investasi, Kawasan Rebana dan Jabar Selatan Nilainya Rp400 Triliun

Sehingga menurut dia, Kang Dedi, sapaan akrabnya, layak disebut sebagai Guru Bangsa karena berhasil mengaplikasikan konsep pesantren ke dalam pendidikan umum di seluruh sekolah.

“Ini para santri se-Indonesia patut menjadikan Kang Dedi sebagai Guru Bangsa. Konsep beliau tentang pemeliharaan ajaran dalam kitab kuning begitu diapresasi oleh para santri,” tuturnya.

H Cucun juga menjaskan, acara kali ini pun atmosfernya sudah mirip di Jawa Timur. Saat ini DKN Garda Bangsa memiliki program Kitab Kuning Goes to Kampus dan Kang Dedi berhasil membuat Kitab Kuning Goes to Pendopo.

“Makanya, Kang Dedi harus ikut Kami keliling sebagai Narasumber materi pendalaman Kitab Kuning,” jelas Cucun.

Sisi penting Kitab Kuning pun sempat dibahas oleh Cucun, menurut dia, jika masih ada santri yang mengejek dan mengolok-olok orang lain, maka dapat dipastikan mondok dan ngaji Kitab Kuningnya belum selesai.

Baca Juga:  Berikut Beberapa Makanan Penyebab Asam Urat Tinggi

“Jika ada santri yang masih mengejek orang lain, Saya pastikan itu mondok dan ngajinya gak selesai. Sebab santri yang ngajinya selesai pasti akan berpikir ulang terhadap apapun yang dia lakukan,” katanya menambahkan.

Sementara itu, Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi mengungkapkan, selain bertujuan dalam rangka memperkaya khazanah pemikiran keislaman pelajar Purwakarta, program pendalam Kitab Kuning, menurut Dedi juga bertujuan untuk mensejajarkan antara lulusan pesantren dengan lulusan pendidikan umum.

Tujuan ini dilatarbelakangi dengan masih terdapat stigma di tengah masyarakat, bahwa lulusan pesantren tidak bisa ikut andil untuk memajukan masyarakat sekitar.

Baca Juga:  Polisi Tangkap Pembunuh Perempuan Terbungkus Plastik di Bandung, Motifnya Gara-gara Ini

“Hari ini masih ada ketidakadilan, lulusan pesantren dianggap tidak bisa melakukan apa-apa. Saya kira pandangan ini keliru, maka saya buktikan dengan merekrut 526 guru ngaji kitab kuning lulusan pesantren, mereka kini sejajaran dengan lulusan perguruan tinggi karena bisa sama-sama mengajar di sekolah,” pungkas pria yang kini gemar mengenakan baju koko dan peci hitam tersebut.

Dalam kesempatan ini, Dedi berencana membuat Musabaqoh serupa tingkat Jawa Barat. Hadiah umroh akan dia siapkan bagi santri yang berhasil meraih juara satu dalam setap kategori lomba.

Hadiah yang sama sudah Ia siapkan untuk 4 orang santri dan satu orang juri utama dalam MKK yang diikuti oleh para santri di Purwakarta tersebut. (Red)

Jabar News | Berita Jawa Barat