Ragam

Tenaga Medis: Dibanding DPR, Dokter dan Perawat Lebih Butuh Tes Corona

×

Tenaga Medis: Dibanding DPR, Dokter dan Perawat Lebih Butuh Tes Corona

Sebarkan artikel ini

JABARNEWS | BANDUNG – Seluruh anggota DPR RI akan menjalani tes virus Corona pekan ini. Anggota keluarga beserta pekerja di rumah anggota Dewan juga akan menjalani tes tersebut. Tes akan dilakukan di aula kompleks rumah dinas anggota DPR di Kalibata dan Ulujami, Jakarta Selatan, dan akan dilakukan secara bergantian.

Anggota DPR beserta keluarganya akan dites dengan rapid test Corona tanpa melalui pemeriksaan swab atau PCR. Tes tersebut rencananya akan dilakukan pekan ini.

Baca Juga:  Warga Tebing Tinggi Akui Monyet Liar Berkurang Sejak Perangkap Dipasang

Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI), Harif Fadillah, Skep, SH, MKep, menanggapi kontroversi tes corona untuk 2.000 lebih anggota DPR dan keluarganya. Menurutnya, prioritas rapid test virus corona lebih baik ditujukan terlebih dahulu pada tenaga medis.

“Perawat dulu lah, rasional dong,” jelasnya, Senin (23/3/2020).

Baca Juga:  Sempat Dikabarkan Berhenti Layani Penumpang, Bus DAMRI Tetap Beroperasi di Tiga Rute Ini

Selain tenaga medis, menurutnya masyarakat juga perlu untuk didahulukan dalam rapid test. Hal ini berkaitan dengan pemetaan penyebaran kasus corona di Indonesia.

“Tenaga medis dulu, lalu masyarakat itu penting, supaya bisa memetakan penyebaran, sehingga bisa diantisipasi keberlanjutannya (kasus corona) itu,” lanjutnya.

Dihubungi secara terpisah, Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI), dr Daeng M Faqih SH, MH, pun mengatakan tenaga medis perlu didahulukan dalam melakukan rapid test.

Baca Juga:  Artotel Gandeng PMI Kota Bandung Selenggarakan Donor Darah

“Mestinya begitu (tenaga medis dulu) kita prioritaskan sesuai indikasi, rapid test itu harus sesuai indikasi dari hasil pemeriksaan dokter juga,” katanya.

Ia juga menjelaskan rapid test harus berdasarkan hasil pemeriksaan dokter. Tidak bisa begitu saja dilakukan.

“Kalau tidak ada indikasi, maka rapid test tidak bermakna, bisa mubazir,” pungkasnya. (Red)

Tinggalkan Balasan