Daerah

Trotoar Percontohan: Inklusif dan Multifungsi di Taman Lalu Lintas Rampung Pekan Depan

×

Trotoar Percontohan: Inklusif dan Multifungsi di Taman Lalu Lintas Rampung Pekan Depan

Sebarkan artikel ini
Trotoar Percontohan: Inklusif dan Multifungsi di Taman Lalu Lintas Rampung Pekan Depan
Trotoar percontohan sepanjang 800 meter ini dirancang ramah disabilitas dan multifungsi, dapat digunakan juga sebagai lintasan jogging

 

JABARNEWS | BANDUNGPemerintah Kota Bandung tengah menuntaskan pembangunan trotoar ramah disabilitas yang dirancang multifungsi di kawasan Taman Lalu Lintas. Proyek percontohan ini tidak hanya ditujukan untuk meningkatkan aksesibilitas bagi penyandang disabilitas, tetapi juga difungsikan sebagai lintasan jogging yang nyaman dan aman bagi masyarakat umum.

Infrastruktur Inklusif Dimulai dari Taman

Melalui Dinas Sumber Daya Air, Bina Marga, dan Bina Konstruksi (DSDABM), Pemerintah Kota Bandung secara aktif merealisasikan visi pembangunan yang inklusif dan human-centered. Proyek ini menjadi langkah nyata dalam mewujudkan arahan Wali Kota Bandung, Muhammad Farhan, yang menekankan pentingnya ruang kota yang ramah untuk semua kalangan, termasuk kelompok rentan.

Kepala DSDABM Kota Bandung, Didi Ruswandi, menjelaskan bahwa proyek ini bukan sekadar membangun jalur pedestrian, melainkan juga menciptakan fasilitas publik yang dapat dimanfaatkan untuk berbagai aktivitas fisik.

“Kalau dulu trotoar-trotoar di Kota Bandung umumnya tidak menggunakan material aspal. Tapi Pak Wali Kota sekarang, Pak Farhan, mengarahkan agar trotoar bisa multifungsi. Salah satunya agar bisa dipakai jogging, dan dari kajian, material aspal itu lebih nyaman digunakan dibanding beton,” ujar Didi saat ditemui dalam kunjungan lapangan di kawasan Taman Lalu Lintas, Selasa, 1 Juli 2025.

Baca Juga:  Ini Kronologi Delapan Kobong Santri di Ponpes Sabiilusalam Tasikmalaya Hangus Terbakar

Material Aspal untuk Kenyamanan dan Keselamatan

Lebih lanjut, Didi menegaskan bahwa pemilihan material aspal menjadi pertimbangan penting. Selain empuk, aspal dinilai lebih aman bagi pengguna kursi roda maupun pelari rekreasional. Keputusan ini mencerminkan upaya Pemkot Bandung dalam mengutamakan kenyamanan dan keselamatan pengguna trotoar dari berbagai kalangan.

Dengan demikian, trotoar ini bukan hanya sebuah jalur pejalan kaki biasa, melainkan sebuah ruang aktif yang mendukung gaya hidup sehat sekaligus menjamin aksesibilitas.

Desain Universal, Fungsi Maksimal

Desain trotoar yang tengah dibangun tersebut memperhatikan berbagai elemen penting aksesibilitas. Guiding block, ramp, serta lebar jalur yang disesuaikan menjadi bagian dari upaya menghadirkan trotoar yang bisa digunakan oleh siapa saja. Menariknya, bentuk jalur yang mengelilingi taman dirancang looping, sehingga cocok digunakan untuk jogging atau jalan santai.

“Ini bukan hanya soal jogging. Yang utama adalah tetap ramah disabilitas. Jadi selain desainnya memperhatikan guiding block, ramp, dan akses lainnya, kita juga ingin trotoar ini nyaman untuk semua kalangan. Apalagi bentuknya looping, cocok untuk warga yang ingin berolahraga ringan sambil menikmati suasana taman,” ungkap Didi.

Baca Juga:  Gempa Bumi Berkekuatan 6,2 Guncang Pasaman Barat, Sejumlah Bangunan Alami Kerusakan

Trotoar ini membentang sepanjang kurang lebih 800 meter, mengelilingi seluruh area Taman Lalu Lintas. Lebar trotoar disesuaikan dengan kondisi lapangan, dengan tetap menjaga prinsip keamanan dan tidak melanggar aturan lalu lintas.

Aktivasi Ruang Publik untuk Semua Usia

Selain sebagai sarana mobilitas dan olahraga, trotoar ini dirancang sebagai wahana aktivasi ruang publik. Pemerintah Kota Bandung bahkan berencana mengadakan kegiatan komunitas setelah pembangunan rampung.

“Pak Wali juga sempat menyampaikan ide, kalau sudah rampung, beliau ingin ada kegiatan seperti lomba lari anak-anak di trotoar ini. Jadi bisa jadi momen aktivasi ruang publik sekaligus mengajak masyarakat menjaga bersama fasilitasnya,” tambah Didi.

Pentingnya Perubahan Perilaku Masyarakat

Namun demikian, keberhasilan pembangunan infrastruktur ini sangat bergantung pada kesadaran dan perilaku warga. Didi mengingatkan bahwa penggunaan trotoar harus sesuai peruntukannya. Banyak trotoar yang sudah dibangun dengan baik justru terganggu fungsinya akibat digunakan untuk parkir liar, berdagang, atau tempat nongkrong yang menutup akses jalan.

“Infrastruktur yang inklusif harus dibarengi dengan perilaku yang inklusif juga. Kalau trotoar dipakai buat dagang atau parkir, ya disabilitas tetap enggak bisa lewat. Kalau nongkrongnya sampai menutup jalur, sama saja. Jadi saya mengimbau, mari kita jaga sama-sama, aktifkan ruang publik ini, dan bangun budaya saling menghormati,” ujarnya.

Baca Juga:  Punya Ketua Baru, IPP Kota Bandung Diharapkan Bisa Tingkatkan Sinergi dan Kolaborasi

Model Pembangunan yang Akan Direplikasi

Jika proyek ini berhasil secara fungsi dan sosial, DSDABM Kota Bandung siap untuk mereplikasi desain trotoar inklusif ini di berbagai titik strategis lain di kota. Langkah ini akan menjadi bagian dari strategi jangka panjang pembangunan infrastruktur kota yang tidak hanya tangguh secara fisik, tetapi juga inklusif secara sosial.

“Kalau ini berhasil, ini akan jadi model di banyak titik lain di Bandung. Jadi kita mulai dari sini dulu. Hal yang penting nyaman, aman, dan inklusif,” pungkas Didi.

Komitmen Mewujudkan Kota Ramah dan Sehat

Pemerintah Kota Bandung terus mendorong perbaikan kualitas ruang publik dengan pendekatan adaptif dan partisipatif. Pembangunan trotoar di Taman Lalu Lintas menjadi bukti bahwa pembangunan kota bukan semata-mata tentang aspal dan beton, melainkan juga soal nilai, akses, dan keterlibatan sosial.

Dengan sinergi antara pemerintah, komunitas, dan masyarakat, trotoar ini diharapkan menjadi simbol baru dari Bandung yang sehat, inklusif, dan ramah bagi semua kalangan.(Red)