JABARNEWS | GARUT – Akses pendidikan di pelosok Garut kembali mendapat sorotan. Puluhan siswa di dua dusun terpencil di Desa Sukanagara, Kecamatan Peundeuy, Kabupaten Garut, terpaksa menantang bahaya dengan menyeberangi Sungai Cikaengan menggunakan rakit bambu untuk bisa berangkat ke sekolah.
Mereka tak punya pilihan lain setelah pondasi jembatan utama mengalami abrasi akibat derasnya luapan sungai pekan lalu. Kondisi jembatan kini tak bisa dilewati dan telah dipasangi garis polisi karena dikhawatirkan ambruk.
“Jembatanya rusak, jadi pakai rakit. Takut sih takut, tapi nggak ada jalan lain,” kata Sri Rahayu, siswi SD yang setiap pagi harus menyeberang dengan rakit bambu, Rabu (5/11/2025).
Kondisi serupa juga dialami siswa SMP dan SMA yang tinggal di Dusun Cipareang dan Dusun Seleketan. Selama sepekan terakhir, mereka bergantung pada rakit bambu buatan warga untuk menyeberang sungai. Tak hanya siswa, warga pun menggunakan rakit serupa untuk beraktivitas sehari-hari.
Menurut warga setempat, pondasi beton jembatan bergeser setelah diterjang banjir besar. Akibatnya, akses satu-satunya yang menghubungkan dua dusun tersebut kini lumpuh total.





