Daerah

Libur Nataru, Pemprov Jabar Antisipasi Pergerakan 21 Juta Warga dan Lonjakan Kendaraan Pribadi

×

Libur Nataru, Pemprov Jabar Antisipasi Pergerakan 21 Juta Warga dan Lonjakan Kendaraan Pribadi

Sebarkan artikel ini
Mudik Lebaran
Ilustrasi libur nataru. (Foto: Detik.com).

JABARNEWS | BANDUNG – Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Perhubungan menyiapkan langkah pengendalian lalu lintas menyusul prediksi lonjakan mobilitas warga pada masa libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru). Berdasarkan hasil survei, sekitar 21,2 juta warga Jawa Barat atau hampir separuh populasi diperkirakan melakukan perjalanan selama periode tersebut.

Kepala Dinas Perhubungan Jawa Barat, Dhani Gumelar, mengatakan fokus pengamanan tahun ini tertuju pada tingginya penggunaan kendaraan pribadi dan pergerakan menuju kawasan wisata. Kondisi tersebut diprediksi memberi tekanan besar pada jalur arteri dan akses menuju destinasi favorit masyarakat.

Baca Juga:  Polres Purwakarta Pantau Arus Mudik Lebaran Lewat CCTV

“Kepadatan diperkirakan terjadi di ruas jalan menuju kawasan wisata. Ini menjadi fokus pengendalian lalu lintas selama libur Nataru,” kata Dhani dalam keterangan yang diterima, Jumat (26/12/2025).

Baca Juga:  Soal Perbaikan Rumah yang Rusak Akibat Banjir di Tasikmalaya, Muhammad Yusuf Bilang Begini

Dishub Jabar memprediksi puncak arus pergerakan terjadi pada 24–25 Desember 2025, dengan estimasi 10,8 juta orang bergerak dalam dua hari. Sejumlah titik rawan kemacetan telah dipetakan, di antaranya kawasan Puncak Bogor, jalur Bandung–Ciwidey, Lembang, akses menuju Pantai Pangandaran, serta ruas tol keluar-masuk Bandung Raya dan Bogor.

Baca Juga:  Sosialisasi Pelestarian Satwa Langka Sasar Pelajar Majalengka, Ini Pemicunya

Untuk mengantisipasi kepadatan, Dishub Jabar menyiapkan dukungan rekayasa lalu lintas seperti sistem satu arah, contraflow, hingga buka-tutup jalur yang akan diterapkan secara situasional melalui koordinasi dengan kepolisian. Dukungan prasarana juga disiapkan, mulai dari rambu portabel, water barrier, hingga optimalisasi penerangan jalan di titik rawan.

Pages ( 1 of 2 ): 1 2