JABARNEWS | BANDUNG – Pergerakan harga Bitcoin dalam dua minggu ini banyak mengejutkan para investor dan trader. Pasalnya dalam waktu singkat Bitcoin mampu menembus ATH baru dalam beberapa kesempatan. Hingga pada akhirnya berada di puncak US$123.000 dan kembali stabil di US$117.000.
Hal ini tentunya membuat banyak investor menganalisa apakah akan melakukan take profit atau melanjutkan pergerakan harga. Jika kamu seorang investor pemula maka kamu bisa menggunakan aplikasi binance futures.
Meski demikian, Binance futures belum terdaftar di Indonesia, Apalagi untuk fitur trading futures belum banyak aplikasi yang menawarkan fitur ini.
Meski belum banyak, saat ini sudah ada beberapa platform yang mendukung trading futures crypto di Indonesia yang telah menyediakan fitur leverage hingga 25x dan fitur charting yang lengkap serta cocok untuk trader profesional, salah satunya adalah Pintu Futures dan beberapa platform crypto lain.
Selain itu, gunakan juga aplikasi Bitcoin futures yang menyediakan banyak aset crypto yang diperdagangkan, faktor keamanan dompet crypto. Setelah terpenuhi, kamu bisa melakukan analisa mandiri atau mempertimbangkan pendapat analis crypto maupun trader professional.
Analisis Katie Stockton
Sementara itu, Katie Stockton, pendiri dan mitra di Fairlead Strategies, mengatakan bahwa Bitcoin memiliki peluang untuk mencapai angka US$135.000 sebelum mengalami penyesuaian yang signifikan. Dia menjelaskan bahwa peningkatan ini terjadi setelah fase konsolidasi yang berlangsung hampir dua bulan.
Dia menyampaikan bahwa tim Fairlead menggunakan pendekatan perhitungan berdasarkan proyeksi gerakan terukur, yang merupakan metode analisis berdasarkan breakouts, untuk memperkirakan kelanjutan tren naik.
Stockton juga menambahkan bahwa saham-saham yang terhubung dengan pasar crypto, seperti Coinbase dan MicroStrategy, kemungkinan besar akan meroket. Dia juga menyebut bahwa pergerakan positif mulai terlihat pada aset crypto utama lainnya, seperti Ether (ETH) dan XRP.
Pada puncaknya, harga Bitcoin mencapai US$123.000 menurut data dari CoinMarketCap, sebelum mengalami sedikit penurunan dan stabil di sekitar US$117.000
Analisis Markus Thielen
Sedangkan Markus Thielen, Kepala Riset di 10x Research, menyatakan bahwa breakout yang terjadi pada 10 Juli 2025 biasanya diikuti dengan kenaikan rata-rata 20% dalam dua bulan setelahnya. Berdasarkan pola ini, dia memperkirakan bahwa Bitcoin menembus US$133.000 dalam waktu dekat.
Bahkan Nick Ruck, Direktur Riset di LVRG, menambahkan bahwa level berikutnya yang menjadi perhatian investor adalah US$150.000 yang dianggap sebagai harga psikologis dalam siklus saat ini.
Kenaikan Masih Dipengaruhi Investor Institusi
Hal menarik, kenaikan harga Bitcoin kali ini tidak menunjukkan partisipasi besar dari investor ritel. Menurut Nic Puckrin, pendiri The Coin Bureau, breakout Bitcoin yang berhasil menembus garis trend tujuh tahun sejak 2018 menunjukkan sinyal bullish yang kuat, terutama di kondisi makro ekonomi saat ini.
Namun, dia menekankan bahwa pergerakan ini masih didominasi oleh dana institusional. Tidak terlihat tanda-tanda keterlibatan investor ritel secara besar-besaran, seperti lonjakan lalu lintas pencarian atau peningkatan peringkat aplikasi crypto di toko aplikasi.
3 Penyebab Turunnya Bitcoin ke US$116.000
Jika diatas memperlihatkan para analis crypto yang optimis harga Bitcoin akan terus menembus US$135.000, tetapi ada juga analis yang memperkirakan harga Bitcoin akan melemah hingga sekitar US$116. 000 setelah menyentuh harga tertinggi rekor di sekitar US$123. 000 pada 14 Juli 2025.
Berdasarkan data dari CoinMarketCap, harga Bitcoin sempat turun dari US$122. 600 ke titik terendah harian di US$116. 300, mencatatkan penurunan lebih dari 4% dalam 24 jam terakhir. Meskipun kini tercatat pemulihan kecil di bawah US$117.000, kapitalisasi pasar BTC telah berkurang dari US$2,4 triliun menjadi US$2,32 triliun.
Aksi Jual dari Investor Tua dan Whale
Revisi harga ini terutama disebabkan oleh pengambilan keuntungan setelah tren kenaikan yang panjang berakhir selama akhir pekan.Menurut informasi on-chain dari Glassnode, jumlah keuntungan yang direalisasikan investor dalam 24 jam mencapai US$3,5 miliar, setara dengan kira-kira Rp56,9 triliun.
Sebagian besar dari keuntungan ini, yang mencakup sekitar 56%, datang dari investor yang telah lama memegang Bitcoin, yakni mereka yang sudah memiliki aset ini lebih dari 155 hari. Data tersebut menunjukkan bahwa para pemegang jangka panjang memanfaatkan saat harga memuncak untuk merealisasikan keuntungan.
Terdapat peningkatan tekanan jual setelah sebuah dompet dari awal era Bitcoin, yang memegang sekitar 80.009 BTC, kembali aktif. Pada tanggal 14 dan 15 Juli, dompet tersebut mengirim hampir 17.000 BTC, bernilai sekitar US$2 miliar atau Rp32,5 triliun. Di mana 2.000 BTC di antaranya telah dikirim ke bursa seperti Binance dan Bybit melalui Galaxy Digital.
Faktor Makroekonomi
Sementara itu, penjualan ini bertepatan dengan dimulainya Crypto Week di Amerika Serikat dan menjelang rilis beberapa data ekonomi penting, termasuk Indeks Harga Konsumen (CPI) dan Indeks Harga Produsen (PPI).
Dalam 24 jam terakhir, pasar crypto mengalami likuidasi posisi long hampir mencapai US$389 juta dari total likuidasi yang mencapai US$467 juta berdasarkan data CoinGlass. Angka ini menunjukkan bahwa banyak trader tidak dapat memprediksi perubahan arah dan akhirnya terpaksa keluar dari posisi mereka.
Indikator Jenuh Beli Mulai Muncul
Dilihat dari sisi teknis, Bitcoin sudah berada di zona jenuh beli setelah tren kenaikan yang panjang dalam beberapa hari terakhir. Meskipun indikator MACD masih memberikan sinyal bullish melalui crossover, momentum harga mulai melambat, memberikan indikasi bahwa mungkin ada koreksi lebih lanjut dalam waktu dekat.
Selain itu, laporan terbaru dari Santiment juga menyoroti meningkatnya spekulasi terkait potensi penurunan harga Bitcoin.
Banyak investor tampaknya lebih memilih untuk menunggu harga turun lebih jauh sebelum kembali berinvestasi, sementara beberapa yang lain mulai merasa lelah dan tidak pasti, yang mengarah pada peningkatan aksi jual saat ini.
Pergerakan harga Bitcoin Hari Ini
Dilansir dari Pintu Market, harga Bitcoin hari ini berada di angka Rp 1.911.276.487 atau sekitar US$117.730, dengan volume perdagangan Bitcoin (BTC) mencapai US$80.293.847.798, yang menunjukkan peningkatan sebesar 16,40% dibandingkan dengan hari sebelumnya dan mencatatkan kenaikan terbaru dalam daftar volume cryptocurrency tertinggi.
Sementara itu, Bitcoin (BTC) pernah mencapai harga tertinggi sepanjang masa di US$122.838 dan harga terendah sepanjang masa mencapai di US$67,81. Saat ini, harga Bitcoin diperdagangkan 4,09% di bawah harga tertingginya dan 173,64 rb% di atas harga terendahnya.
Kapitalisasi pasar Bitcoin (BTC) saat ini adalah US$2.341.169.758.920. Kapitalisasi pasar ini dihitung dengan mengalikan harga token dengan jumlah total token BTC yang tersedia beredar (20 juta token yang dapat diperdagangkan saat ini).
Valuasi penuh yang tereduksi (FDV) dari Bitcoin (BTC) adalah US$2.341.169.758.920. Ini menunjukkan nilai maksimum dari kapitalisasi pasar yang mungkin jika semua 21 juta BTC beredar saat ini. Tergantung pada jadwal pengedaran token BTC yang direncanakan, realisasi FDV bisa memakan waktu bertahun-tahun.
Perlu diingat, semua aktivitas jual beli crypto memiliki resiko dan volatilitas yang tinggi karena sifat crypto dengan harga yang fluktuatif.
Maka dari itu, selalu lakukan riset mandiri (DYOR) dan gunakan dana yang tidak digunakan dalam waktu dekat (uang dingin) sebelum berinvestasi. Segala aktivitas jual beli bitcoin dan investasi aset crypto lainnya menjadi tanggung jawab para trader dan investor.***