Menurut Imron, kejadian ini menunjukkan perlunya penguatan sistem pengendalian banjir secara menyeluruh, terutama melalui penataan kawasan dan koordinasi lintas wilayah hulu dan hilir. Ke depan, penanganan banjir akan diarahkan pada pendekatan yang lebih ramah lingkungan.
Anggota DPR RI Rokhmin Dahuri menilai banjir yang berulang di Kabupaten Cirebon harus dilihat sebagai persoalan lingkungan yang bersifat struktural. Ia mengingatkan bahwa kejadian serupa tidak hanya terjadi di Cirebon, tetapi juga di banyak daerah lain di Indonesia.
“Ini harus menjadi pembelajaran bersama mengapa banjir terus berulang. Persoalannya bukan hanya teknis, tetapi menyangkut pengelolaan lingkungan,” ujarnya.
Ia menekankan pentingnya pengelolaan daerah aliran sungai, normalisasi saluran air, serta peningkatan kesadaran masyarakat terhadap kebersihan lingkungan sebagai bagian dari solusi jangka panjang.
Sementara itu, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Cirebon Ikin Asikin menyebutkan banjir berdampak pada 24 desa dengan ketinggian air yang bervariasi. Total warga terdampak tercatat mencapai 10.827 jiwa, dengan 3.923 unit rumah sempat terendam.





