
Para pengungsi kini tersebar di berbagai tempat seperti aula desa, tenda pengungsian, serta madrasah, terutama di kecamatan Pagelaran, Tanggeung, Pasirkuda, dan beberapa lainnya. Sebagian besar lainnya memilih mengungsi ke rumah kerabat yang berada di lokasi lebih aman.
Kerusakan akibat bencana tercatat cukup signifikan, dengan 439 rumah mengalami kerusakan, 357 rumah terancam, dan 484 rumah terendam banjir. Selain itu, fasilitas umum seperti dua kantor desa, lima masjid, dan 48 sekolah juga terdampak.
“Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman (Perkim) telah mendata bangunan yang rusak, sementara petugas gabungan membantu pelaporan jika ada kerusakan baru akibat bencana susulan,” tambahnya.
Selama masa tanggap darurat bencana, BPBD telah mendirikan posko pelayanan di sejumlah titik. Layanan ini meliputi dapur umum, pos kesehatan, dan distribusi logistik, dengan fokus utama pada kecamatan Takokak dan Kadupandak.
Kedua wilayah tersebut menjadi prioritas karena pergerakan tanah yang masih aktif serta jumlah pengungsi yang terus bertambah.
“Posko utama tanggap darurat berada di Takokak dan Kadupandak. Sedangkan untuk tujuh kecamatan lainnya, pelayanan dilakukan bersama dengan tim gabungan,” pungkas Asep.
Periode tanggap darurat bencana ini diperpanjang selama dua pekan, seiring dengan upaya terus-menerus untuk menanggulangi dampak dan membantu pemulihan warga terdampak. (red)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News