Daerah

Banjir Masih Menjadi Permasalahan Utama di Kota Bandung.

×

Banjir Masih Menjadi Permasalahan Utama di Kota Bandung.

Sebarkan artikel ini
Banjir Masih menjadi permasalahan utama di Kota Bandung.
Wakil Ketua I DPRD Kota Bandung, Erick Darmadjaya, membahas solusi banjir yang berkelanjutan dalam sebuah talk show di Bandung.

JABARNEWS| BANDUNG – Wakil Ketua I DPRD Kota Bandung, Erick Darmadjaya, menegaskan bahwa salah satu penyebabnya adalah kesalahan dalam tata ruang. Menurutnya, upaya seperti pembersihan drainase dan pengerukan sungai hanya bersifat sementara. Oleh karena itu, penyelesaian banjir harus melibatkan seluruh stakeholder agar hasilnya efektif dan berkelanjutan.

Banjir dan Tata Ruang yang Bermasalah

Erick Darmadjaya menyoroti bahwa banjir di Kota Bandung terjadi karena berbagai faktor. Salah satunya adalah perencanaan tata ruang yang tidak optimal. Ia menyebutkan bahwa banyak kawasan yang seharusnya menjadi daerah resapan air justru beralih fungsi menjadi area permukiman atau komersial.

“Masalah banjir selama ini diakibatkan oleh berbagai faktor penyebab, salah satunya adanya kesalahan dalam hal penataan ruang. Jadi banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk dapat menyelesaikan atau menghilangkan banjir,” ujarnya, Sabtu (8/3/2025).

Ia juga menekankan bahwa solusi jangka pendek seperti pengerukan sedimentasi sungai dan pembersihan gorong-gorong hanya dapat mengurangi dampak banjir sesaat. Namun, tanpa perbaikan tata ruang yang menyeluruh, banjir akan terus menjadi ancaman.

Baca Juga:  15 Bintara Remaja Ikut Tradisi Pembaretan di Polres Purwakarta, Ini Pesan AKBP Edwar Zulkarnain

Sampah sebagai Pemicu Banjir

Selain tata ruang, Erick juga menyoroti keterkaitan antara banjir dan persoalan sampah. Ia menjelaskan bahwa sampah yang tidak terkelola dengan baik sering kali menyumbat saluran air, sehingga memperparah genangan saat hujan deras.

“Oleh karena itu, penyelesaian persoalan banjir harus seiring dengan upaya penyelesaian sampah,” tuturnya.

Pemerintah Kota Bandung telah menjalankan berbagai program pengelolaan sampah, seperti Kang Pisman, Mesin Olah Runtah (Motah), dan Bank Sampah. Program ini bertujuan untuk mengurangi volume sampah yang mencemari lingkungan. Namun, Erick menekankan bahwa keberhasilan program ini sangat bergantung pada kesadaran masyarakat.

“Saat ini kita sudah memiliki beberapa program dalam upaya penyelesaian persoalan sampah, di antaranya Kang Pisman, Mesin Olah Runtah (Motah), Bank Sampah, dan program lainnya yang perlu terus kita perkuat dan dilaksanakan secara masif,” jelasnya.

Baca Juga:  151 Koperasi Merah Putih Resmi Hadir di Kota Bandung, Farhan Dorong Ekonomi Warga

Kolaborasi untuk Solusi Jangka Panjang

Menurut Erick, penyelesaian banjir dan sampah membutuhkan kerja sama lintas daerah. Kota Bandung tidak bisa bekerja sendiri. Oleh karena itu, koordinasi dengan wilayah lain di Bandung Raya menjadi hal yang penting.

Ia menyebutkan bahwa penandatanganan kerja sama pemanfaatan Tempat Pengolahan dan Pemrosesan Akhir Sampah (TPPAS) Legok Nangka menjadi langkah strategis dalam menangani sampah secara regional. Dengan adanya fasilitas ini, diharapkan pengelolaan sampah di Bandung dapat lebih efektif dan mengurangi dampaknya terhadap lingkungan.

Kemacetan, Masalah Kota yang Tak Kunjung Usai

Selain banjir dan sampah, Erick juga menyoroti kemacetan sebagai permasalahan serius di Kota Bandung. Menurutnya, kemacetan tidak hanya disebabkan oleh jumlah kendaraan yang terus meningkat, tetapi juga oleh faktor lain seperti parkir liar dan kepemilikan kendaraan tanpa garasi.

“Pemerintah sebagai regulator atau pemegang otoritas harus tegas, hanya iya atau tidak dalam menetapkan sebuah kebijakan. Sehingga dengan sikap seperti itu, diharapkan akan menghasilkan sebuah dampak atau output perubahan yang terjadi di masyarakat,” tegasnya.

Baca Juga:  Puluhan Pelaku Curanmor Dibekuk Polres Bogor

Erick mendorong pemerintah untuk mengambil kebijakan yang lebih ketat terkait parkir dan kepemilikan kendaraan. Regulasi yang jelas dan penegakan hukum yang tegas menjadi kunci dalam mengatasi masalah ini.

Peran Pemerintah dan Masyarakat

Pada akhirnya, Erick menekankan bahwa keberhasilan dalam mengatasi banjir, sampah, dan kemacetan tidak hanya bergantung pada kebijakan pemerintah. Partisipasi aktif masyarakat juga menjadi faktor utama.

Pemerintah telah menyediakan berbagai program dan fasilitas. Namun, tanpa kesadaran dan kepatuhan masyarakat, semua upaya tersebut tidak akan berjalan optimal. Oleh karena itu, Erick mengajak seluruh warga Bandung untuk ikut serta dalam menjaga kebersihan, mengelola sampah dengan benar, dan mematuhi aturan lalu lintas.

Dengan sinergi antara pemerintah dan masyarakat, diharapkan Kota Bandung dapat mengatasi berbagai tantangan perkotaan dan menjadi kota yang lebih nyaman untuk ditinggali.(Red)