Selain membantu mengurangi beban Tempat Pembuangan Akhir (TPA), maggot dapat dijadikan pakan ternak kaya protein untuk ikan, ayam, dan hewan lainnya. Hal ini dinilai mampu menekan biaya pakan impor dan membuka peluang usaha baru.
“Budidaya maggot tidak butuh lahan luas dan bisa dimulai dari rumah tangga. Hasil panennya, baik maggot segar, maggot kering, maupun kasgot, bernilai jual tinggi dan bermanfaat bagi masyarakat,” jelasnya.
Riski menegaskan, metode ini menyentuh aspek lingkungan, ekonomi, hingga sosial. Di Desa Pasar Baru, program ini diharapkan mengurangi timbunan sampah sekaligus memberi manfaat langsung, seperti pakan ternak dan umpan mancing.
“Maggot mengajarkan kita bahwa dari sampah pun kita bisa menciptakan peluang, menjaga alam, dan menyejahterakan masyarakat,” pungkas Riski. (Mad)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News