Selain banjir, sejumlah kecamatan juga masuk kategori rawan bencana lain. Dukupuntang, Greged, Beber, Sedong, dan Susukan Lebak berpotensi mengalami tanah longsor dan puting beliung saat curah hujan tinggi.
Data BPBD hingga akhir November 2025 mengungkap dampak banjir cukup signifikan. Lebih dari 8.000 rumah terendam, empat rumah rusak berat, seratus rumah mengalami kerusakan ringan, serta 65 tempat ibadah turut terdampak. Sedikitnya 20.000 kepala keluarga atau sekitar 50.000 jiwa terkena dampak langsung.
Menurut Syamsul, banjir menjadi bencana paling merugikan warga karena secara rutin terjadi setiap tahun dan memukul banyak sektor. Sedimentasi di Sungai Ciberes dan tingginya arus kiriman dari Kuningan disebut sebagai faktor utamanya.
Pemerintah daerah bersama Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) kini mendorong solusi jangka panjang. Normalisasi Sungai Cisanggarung sudah dilakukan, tetapi belum cukup menyelesaikan masalah.




